Meta Tidak Berencana Hapus Video Manipulasi terhadap Presiden Biden

FTNews – Sebuah video yang beredar di media sosial Facebook, memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, melakukan tindakan tidak senonoh. Di video tersebut, Presiden Biden terlihat berperilaku tidak pantas terhadap seorang perempuan.

Ternyata, video tersebut adalah video hasil manipulasi alias palsu. Menurut Meta, perusahaan induk Facebook, hal ini tidak masalah karena tidak bertentangan dengan kebijakan milik mereka.

Melansir dari CNN, video tersebut sudah beredar sejak musim semi lalu. Dalam video tersebut, Presiden Biden terlihat meletakkan stiker “I Voted” di dada cucu perempuannya saat pencoblosan perdananya.

Namun, para oknum mengedit video tersebut sehingga Biden menyentuh dada cucunya berkali-kali. Para Dewan Peninjau Facebook meninjau kasus ini setelah pengguna yang melaporkan video tersebut mengajukan banding atas keputusan Meta untuk tidak menghapus konten tersebut.

Berdasarkan kebijakan milik Meta, kebijakan tersebut hanya bisa diterapkan jika alterasi video tersebut menggunakan artificial intelligence (AI). Meta akan menghapus video tersebut jika video yang terbuat menggunakan AI untuk mengimpersonasi seseorang. Kebijakan ini juga tidak termasuk ke dalam manipulasi audio.

Oleh karena itu, Meta memutuskan untuk tidak menghapus video tersebut dari peredaran meski sudah mengalami penyuntingan untuk menciptakan misinformasi. Dewan Peninjau Facebook juga telah mendesak Meta untuk memperbaiki kebijakan ini karena kebijakan mengenai konten palsu masih terlalu sempit.

“Kebijakan tersebut tidak boleh memperlakukan ‘Deepfakes’ secara berbeda dengan konten yang diubah dengan cara lain. Meta perlu memberikan kejelasan yang lebih besar mengenai hal ini dan perlu melakukan revisi dengan cepat, mengingat jumlah pemilu yang banyak pada tahun 2024,” kata Dewan Peninjau Facebook.

Dewan Peninjau Facebook juga merasa prihatin dengan kebijakan Meta untuk menanggapi kasus ini.

BACA JUGA:   Realme 10 Bakal Diluncurkan pada 10 Januari di Indonesia

“(Para dewan) menganggap kebijakan tersebut tidak koheren, tidak memiliki pembenaran yang persuasif, dan tidak fokus pada cara konten dibuat, bukan pada dampak buruk apa yang ingin dicegah,” ungkap mereka.

Artikel Terkait

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...

Bukan Google, Gen Z Mulai Gunakan Aplikasi Lain Mencari Informasi di Internet

FT News – Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Gen...