Minta Restu, Paslon Kunjungi Pesantren Sambil Berburu Suara?

FTNews – Kedatangan pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) ke sejumlah pesantren di tahun politik bukan tanpa alasan. Membangun silahturahmi dan meminta restu bisa jadi alasan kuat. Meski di balik itu, banyak pihak melihat sisi lain dari kunjungan tersebut.

Berdasarkan data Kementerian Agama, sepanjang 2022-2023 ada 39.043 pesantren. Dengan total jumlah santri 4,08 juta.

Berdasarkan sebaran, jumlah pesantren teratas ada di Jawa Barat mencapai 12.121 unit. Posisi kedua Jawa Timur dengan 6.744 pesantren. Menyusul Banten dengan 6.430 pesantren.

Lalu, jumlah pesantren yang berada di Jawa Tengah dan Aceh masing-masing sebanyak 5.084 unit dan 1.713 unit.

Pengamat politik Ujang Komarudin mengungkapkan, peran pesantren terhadap pasangan calon (paslon) di Pemilu 2024 sangat penting.

“Pesantren bisa jadi basis suara karena kiai punya pengikut yang banyak mulai dari santri, alumni dan masyarakat pengikutnya,” katanya kepada FTNews, di Jakarta, Kamis (4/1).

Bahkan pendukung dan pengikutnya bisa mencapai jutaan orang. Apalagi pesantren sebagai basis kultural dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan agama maupun umum. Sehingga tokoh atau pemimpinnya yang merupakan kiai, ulama selalu menjadi dambaan dan rebutan paslon capres-cawapres.

“Maka semua calon dekat dan mendekati pesantren, ulama, kalangan santri. Mereka pemilih potensial yang jumlahnya banyak,” ucapnya.

Anak-anak SMA di pesantren juga pemilih, tentu mereka adalah basis suara bagi paslon. Ketokohan kiai juga menjadi penentu. Apalagi jumlah pengikut yang besar, potensi besar pemilih di Pilpres 2024. Belum lagi jaringan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Kalau itu digerakkan atau didekati menjadi lumbung suara bagi paslon. Potensi pemilih yang besar di Indonesia,” ungkap Ujang.

Pesantren yang berada di Jawa Timur misalnya, adalah basis kalangan Nahdliyin. Tak heran para paslon mendekati dan menjalin silahturahmi dengan para kiai di sana.

BACA JUGA:   Gibran Bongkar Rahasia Saat Debat Cawapres, Ternyata Boleh Bawa Contekan
Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto mengunjungi salah satu pesantren. Foto: Kemenhan

Dekat Sudah Lama

Sementara itu dalam sebuah kesempatan, Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Fadli Zon menyebut Prabowo sudah lebih dari 30 tahun menemui dan sowan menemui kiai dan pesantren di Indonesia.

“Pesantren-pesantren itu bukan baru-baru kemarin datangi pesantren tapi sudah puluhan tahun yang lalu,” kata Fadli.

TKN Prabowo-Gibran pun menegaskan kunjungan Prabowo-Gibran ke pesantran menunjukkan keberpihakan terhadap umat Islam. Prabowo pun mendukung implementasi Undang-Undang No 18 Tahun 2018 Tentang Pesantren.

Baru-baru ini Prabowo datang ke acara Doa Santri untuk Negeri di Pondok Pesantren Genggong Jawa Timur. Sekaligus juga acara haul KH M Damanhuri Romly. Di acara itu pun Prabowo dinobatkan sebagai sahabat santri.

Tak hanya itu, Prabowo juga mengunjungi Ponpes Miftahul Huda di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Paslon lainnya, Anies Baswedan juga mengunjungi pesantren. Foto: Antara

Pasangan Lain

Tak hanya Prabowo-Gibran, paslon lain pun safari kunjungan ke pesantren. Paslon nomor 1 Anies Baswedan sempat mengunjungi Ponpres Persulukan Thariqat di Deli Serdang, Sumatera Utara. Kedatangannya bersamaan dengan peringatan Haul Guru ke-21 Saidi Syekh H Amir Damsar Syarif Alam.

Ia pun mengunjungi Pondok Pesantren Modern Nurussalam di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Sedangkan pasangannya yang juga Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar mengunjungi Ponpes Islam Internasional Asy Syifa Wal Mahmuudiyyah, Sumedang.

Capres paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo baru-baru ini mengunjungi Pesantren Al Iman, Gebang, Purworejo.

Mengutip Anggota Komisi Pemilihan Umum Idham Holik, ia mengungkapkan kampanye di pesantren boleh. Namun kegiatan politik itu harus sudah mendapatkan izin. Digelar tanpa memakai atribut alat peraga kampanye.

Artikel Terkait