RSUD Randublatung Bakal Berubah Nama Menjadi RS Samin Surosentiko

FTNews – Nama Tokoh Pejuang asal Blora yang menggelorakan semangat kemerdekaan, Samin Surosentiko akan diabadikan menjadi nama Rumah Sakit di Randublatung, Kabupaten Blora.

Pemilihan nama tersebut bukan tanpa alasan, sebab nama Samin sendiri menjadi wujud semangat perjuangan bagi masyarakat Blora.

“Kita ambil nama RSUD Samin Surosentiko tersebut bukan tanpa alasan. Pertama, untuk menghormati pejuang kemerdekaan yang berasal dari Blora, dan Randublatung merupakan kampung halaman beliau, tepatnya di Desa Kediren,” ungkap Bupati Blora Arief Rohman, Senin (12/2).

Buppati Arief mengemukakan, nantinya RSUD Samin Surosentiko Randublatung akan diluncutkan 4 Maret 2024 mendatang.

Setelah itu, Arief meminta Puskesmas yang terletak di Blora bagian Selatan, untuk mendukung keberadaan RSUD Samin Surosentiko.

“Setelah di-launching bulan depan, saya minta segera gas pol untuk akreditasi, dan pelayanan masyarakat Randublatung dan sekitarnya. Sekaligus, saya minta puskesmas di sekitar RSUD Samin Surosentiko untuk men-support dan giat berkoordinasi,” bebernya.

Sekilas Samin Surosentiko

Samin Surosentiko bernama asli Raden Kohar, merupakan anak Bangsawan yang masih terhubung dengan darah biru petinggi di wilayah Kabupaten Ponorogo. Ayahnya bernama Raden Surowijaya atau Samin Sepuh.

Surowijoyo merupakan bangsawan Ponorogo anak dari Raden Mas Adipati Brotodiningrat, Bupati Sumoroto (sekarang menjadi wilayah Ponorogo) dengan gelar Pangeran Kusumaniayu pada 1802-1826.

Adapun Raden Kohar mengubah namanya menjadi Samin Suro Sentiko, karena nama Samin lekat dengan kehidupan rakyat jelata. Sedangkan Suro Sentiko merupakan gelar Warok setelah tinggal di Ponorogo.

Selain itu, Samin Surosentiko masih mempunyai pertalian darah dengan Kyai Keti di Rajegwesi, Bojonegoro.

Samin sendiri dikenal sebagai pendiri dan pelopor Ajaran Samin yang disebut juga Saminisme. Ajaran saminisme ini mula-mula tidak dilarang oleh Pemerintah Kolonial Belanda.

BACA JUGA:   Sebarkan Foto Bugil Pacar Gelapnya, Pria 45 Tahun Ditangkap Polisi

Namun pengikutnya ternyata makin bertambah banyak dan akhirnya Samin dikultuskan oleh pengikutnya sebagai Ratu Adil bergelar Prabu Panembahan Suryangalam pada tanggal 8 November 1907.

Hal itu yang kemudian membuat Kolonial Belanda menjadi was-was. Akhirnya, Samin Surosentiko ditangkap dan dipenjara di Pulau Nusakambangan sebelum akhirnya dibuang ke Sawahlunto bersama tujuh pengikutnya untuk menjadi pekerja paksa di tambang batu bara.

Samin Surosentiko mahsyur dengan gerakan perjuangan yang berbeda daripada umumnya. Ia mengubah cara pemberontakan model ayahnya yang sulit dilakukan pengikutnya.

Samin Surosentiko kemudian mengajak pengikutnya mengasingkan diri kedalam hutan dengan cara memperoleh masa menampilkan kesenian Reog Ponorogo yang saat ini dikenal dengan Barongan Blora.

Namun kemudian Suro Sentiko dan Pengikutnya ditangkap kolonial Belanda bahkan merampas Barongan yang digunakan pengumpulan masa dan dilarangnya pementasan barongan di kalangan pengikut Samin.

Artikel Terkait

Gercep Polisi Gagalkan Rencana Tawuran Bersajam, Puluhan Remaja Ditangkap

FTNews, Kota Semarang--- Lagi-lagi tawuran. Kali ini terjadi di...

Jelang Peparnas XVII: Jateng Optimis Bakal Juara Umum lagi

FTNews, Surakarta – Penjabat Gubenur Provinsi Jawa Tengah, Nana...

Sempat Ranking 19, Kini Jateng Bercokol di Urutan 6 PON XXI

FTNews, Semarang--- Sempat bertengger di ranking 19, kini Jawa...

Genjot PAD, Sekda Jateng Usulkan Kepatuhan Wajib Pajak Jadi Indikator Kinerja

FTNews, Semarang--- Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Tengah, Sumarno,...

Jateng dan UEA Godok Kerja Sama Modernisasi Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

FTNews, Semarang--- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Uni Emirat...