Ngeri! Kerusuhan hingga Penjarahan Landa Papua Nugini

FTNews – Situasi mencekam melanda ibu kota Papua Nugini, Port Moresby. Sejauh ini 15 orang dilaporkan tewas bersamaan dengan penjarahan massal akibat kerusuhan yang menurut banyak orang merupakan peristiwa “anarki absolut” itu.

Kerusuhan ini bermula karena perselisihan gaji yang melibatkan pasukan keamanan negara itu. Yang mana pada hari Rabu, (10/1) protes yang penuh kemarahan terjadi di ibu kota. Massa juga membakar mobil polisi di luar kantor perdana menteri.

Melansir ABCNews, setidaknya 180 polisi tambahan telah terjun ke lokasi untuk membantu memulihkan situasi yang kini makin tak terkendali.

Bahkan penjarahan, sebagian pelakunya adalah anak-anak kecil di bawah umur.

Rak-rak toko telah kosong oleh para penjarah, menurut laporan media lokal Papua Nugini Post Courier. Dan beberapa toko hanya buka selama satu jam ketika pelanggan yang putus asa berkumpul untuk membeli makanan.

“Kantong beras, tepung, makanan kaleng, minuman ringan dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan di rumah, menjadi sasaran penjarahan,”kata seorang saksi.

Kerusuhan sendiri mulai terjadi ketika tentara, petugas polisi dan staf penjara melancarkan protes damai pada Rabu pagi. Setelah mereka menyadari ada pemotongan gaji tanpa penjelasan.

Pegawai negeri menerima gaji sekitar $100 lebih sedikit, yang menurut badan perpajakan negara tersebut merupakan sebuah kesalahan.

Namun pada Rabu sore, kerusuhan telah menyebar ke seluruh ibu kota Port Moresby, dengan klip video di media sosial menunjukkan massa menjarah toko-toko dan polisi berupaya memulihkan ketertiban.

Massa mencoba menghancurkan rantai di gerbang keamanan tinggi di luar kantor perdana menteri, menurut gambar video, sebelum akhirnya melepaskan rantai tersebut.

Mereka kemudian gagal membakar pos penjagaan, sebelum akhirnya membakar sebuah SUV polisi berwarna putih yang diparkir di luar kompleks, kata seorang koresponden AFP di lokasi kejadian.

BACA JUGA:   Kapal Terbalik di India, 21 Orang Dilaporkan Tewas

Meskipun pasukan keamanan memulai demonstrasi, masih belum jelas apakah mereka bertanggung jawab atas kekacauan yang terjadi.

Artikel Terkait