PBB dan AS Kecam Larangan Taliban yang Larang Perempuan Bekerja di LSM

Forumterkininews.id, Jakarta – Kebijakan Taliban yang melarang para perempuan bekerja pada Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dikecam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Sekjen PBB Antonio Guterres mengaku sangat terusik dengan larangan tersebut. Dirinya mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa LSM lokal dan asing telah membantu lebih dari 28 juta warga Afghanistan yang sangat tergantung pada bantuan kemanusiaan untuk bertahan hidup.

Selain PBB, Amerika juga mengutuk langkah Taliban. Menurut pemerintah AS hal itu akan mengganggu bantuan menyelamatkan nyawa yang vital pada jutaan warga Afghanistan. “Perempuan adalah kekuatan operasi kemanusiaan di seluruh dunia. Keputusan ini dapat menghancurkan rakyat Afghanistan,” cuit Menteri Luar Negeri Antony Blinken di Twitter.

Juru bicara kelompok Taliban, Zabihullah Mujahid, menolak kecaman Amerika terhadap larangan terkait operasi LSM tersebut, menyebut hal itu sebagai campur tangan terhadap urusan dalam negeri Afghanistan.

“Semua institusi yang ingin beroperasi di Afghanistan diwajibkan mematuhi aturan negara kami,” cuit Mujahid.

Lebih lanjut Mujahid menambahkan jika pihaknya tidak akan membiarkan siapa pun membicarakan hal-hal yang tidak beralasan tentang keputusan pemimpin Taliban dengan mengatasnamakan bantuan kemanusiaan.

Larangan memperkerjakan staf perempuan di LSM-LSM itu hanya berselang beberapa hari setelah Taliban secara tiba-tiba melarang perempuan menempuh pendidikan di perguruan tinggi milik pemerintah dan swasta di seluruh Afghanistan. Dimana kebijakan ini memicu kecaman luas dunia dan seruan untuk mengubah keputusan itu.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada pertengahan Agustus 2021 lalu, Taliban terus menerus mengecualikan perempuan dalam kehidupan publik dan pendidikan.

Taliban mengharuskan perempuan menutup seluruh aurat di depan umum. Taliban juga melarang perempuan melakukan perjalanan jauh kecuali ditemani oleh anggota keluarga laki-laki. Anak perempuan tidak diizinkan melanjutkan sekolah setelah menyelesaikan pendidikan sekolah dasar enam tahun.

BACA JUGA:   Buntut Pembakaran Al Quran, Kemenlu RI akan Panggil Dubes Swedia

Badan-badan bantuan mengatakan pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban dan penarikan mundur pasukan internasional pimpinan Amerika telah menjerumuskan negara itu dalam kekacauan ekonomi. Juga memperburuk krisis kelaparan yang sudah mengkhawatirkan dan mendorong jutaan lainnya dalam kemiskinan.

Krisis ekonomi ini berakar dari sanksi-sanksi yang dijatuhkan penguasa Taliban. Pembatasan sektor perbankan dan penangguhan bantuan pembangunan asing pada negara yang sangat tergantung pada bantuan itu.

Artikel Terkait