Pekerja Transportasi Umum Jerman Mogok Kerja Tuntut Kenaikan Upah

Forumterkininews.id, Jakarta – Pekerja transportasi umum Jerman pada Jumat melancarkan mogok kerja selama sehari. Aksi ini untuk meningkatkan tekanan kepada pemerintah dalam sengketa upah yang terus berlangsung.

Penumpang telah diperingatkan agar bersiap menghadapi perjalanan yang bakal sangat terganggu di kota-kota besar. Termasuk Cologne, Frankfurt, Stuttgart, dan Muenchen. Pengemudi bus, trem, dan metro di enam negara bagian turut serta dalam aksi mogok. Ini ditujukan untuk menarik perhatian terhadap perubahan iklim dan kebutuhan meningkatkan transportasi umum.

Serikat buruh ver.di mengumumkan bahwa aksi mogok akan berlanjut hingga tengah malam di Baden-Wuerttemberg, Saxony, Hesse, Lower Saxony, Rhineland-Palatinate, dan North Rhine-Westphalia.

Para pekerja sektor publik sudah melancarkan pemogokan di berbagai negara bagian sejak pekan lalu setelah putaran kedua negosiasi perundingan bersama dengan pemerintah berakhir tanpa kesepakatan.

Serikat buruh yang menghimpun sekitar 2,5 juta pekerja sektor publik itu menuntut kenaikan upah 10,5 persen dan tidak kurang dari 500 euro (Rp8,1 juta) di tengah melonjaknya inflasi dan krisis biaya hidup. Putaran negosiasi berikutnya direncanakan digelar akhir bulan ini.

Sebelumnya aksi mogok sopir juga pernah terjadi di benua Eropa, tepatnya di Kanada. Ratusan sopir truk yang menolak wajib vaksin turun ke jalan. Aksi ini memaksa  Walikota Jim Watson mengumumkan keadaan darurat di Ottawa, Kanada.

“Demonstrasi yang berlangsung mengancam keselamatan masyarakat. Perlu dukungan pemerintah sekitar untuk meredam aksi ini,” ujar Wali Kota Ottawa dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Reuters.

Menurut Watson jumlah demonstran yang melebihi jumlah polisi sehingga menguasai situasi. Dirinya tidak memberikan perincian apa yang akan dilakukan terkait banyaknya pendemo dibanding petugas kepolisian.

“Konvoi Kebebasan” dimulai sebagai gerakan menentang persyaratan vaksin untuk pengemudi truk lintas batas. Namun hal ini berubah menjadi perlawanan menentang kebijakan Perdana Menteri Justin Trudeau.

Artikel Terkait