Peneliti BRIN Jelaskan Asal Usul Puting Beliung

FTNews – Sebuah pusaran angin menerpa Rancaekek, Kabupaten Bandung pada hari Rabu (21/2) lalu. Ini merupakan sebuah fenomena ekstrem yang sulit untuk diprediksi kehadirannya.

Didi Satiadi, Peneliti Senior Pusat Riset Iklim dan Atmosfer di BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), mengatakan fenomena ini memperlihatkan karakteristik puting beliung yang sangat kuat.

“Fenomena tornado menggambarkan suatu kolom udara yang berputar sangat cepat. Mulai dari awan badai hingga mencapai permukaan tanah, dan biasanya berbentuk seperti corong,” ujar Didi dalam siaran pers BRIN, Jumat (23/2).

Ia juga mengatakan, bahwa adanya kemungkinan terjadinya konvergensi angin dan uap air di daratan sekitar wilayah tersebut pada sore hari. Berdasarkan peristiwa ini, menyebabkan pertumbuhan awan cumulonimbus yang sangat cepat dan meluas.

Dalam proses pembuatan awan ini, menyebabkan panas laten yang akan meningkatkan aliran udara ke atas atau updraft.

Semakin kuat sebuah updraft, akan membentuk lebih banyak awan. Siklus umpan balik positif ini menyebabkan updraft menjadi lebih kuat dan dapat berputar karena adanya perbedaan arah atau kecepatan angin (windshear).

Perbedaan Tornado dan Puting Beliung
Ilustrasi tornado. Foto: canva

Puting beliung terbentuk karena proses konveksi lokal di dalam awan badai. Selain itu, puting beliung juga berkaitan dengan aliran dengan aliran udara ke bawah (downburst/microburst) yang kuat.

Sedangkan, tornado terbentuk di dalam awan badai yang berada di batas antara dua massa udara yang berbeda (front) atau di dalam awan badai supersel.

Berdasarkan skalanya, tornado tergolong lebih besar dan lebih kuat daripada puting beliung. Selain itu, tornado memiliki kecepatan angin yang lebih kencang dengan diameter yang lebih besar.

“Sedangkan puting beliung, kadang-kadang disebut sebagai microscale tornado karena lebih kecil daripada tornado yang terjadi di lintang menengah,” ungkap Didi.

BACA JUGA:   TikTok Berikan Label untuk Konten Buatan AI

Tidak hanya itu, tornado juga dapat berlangsung hingga beberapa jam. Berbeda dengan puting beliung, biasanya terjadi hanya dalam hitungan menit.

Ia juga menjelaskan jika tornado biasanya terbentuk di wilayah lintang menengah dengan perbedaan temperatur yang tinggi. Sedangkan, puting beliung terbentuk di wilayah tropis yang memiliki konveksi sangat aktif karena kondisi atmosfer yang hangat dan lembab.

Artikel Terkait

Live Streaming di Indonesia, Youtuber IShowSpeed Sampai Dibikin Nangis!

FT News - Seorang Youtuber asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed,...

Respon Polos Orang Indonesia saat Bertemu Youtuber Speed: Dia Siapa?

FT News - Youtuber Speed atau IShowSpeed sedang berkunjung...

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...