Penemuan Prasasti Mesir Kuno dari 3.800 Tahun Lalu Ungkap Keberadaan Musa

Nasional

Sabtu, 13 September 2025 | 20:43 WIB
Penemuan Prasasti Mesir Kuno dari 3.800 Tahun Lalu Ungkap Keberadaan Musa
Penemuan prasasti yang mengungkap keberadaan Musa/Foto: tangkap layar YouTube History Valley

Baru-baru ini peneliti mengungkap penemuan prasasti Mesir kuno yang bersal dari 3.800 tahun lalu. Peneliti menyebut, prasasti yang tersembunyi di Gurung Mesir itu kemungkinan mengungkap referensi tertua tentang Musa.

rb-1

Dilansir Daily Mail, kedua ukiran tersebut ditemukan di Serabit el-Khadim, sebuah situs penambangan pirus kuno di Gurun Sinai tempat para pekerja Semit pernah bekerja selama Zaman Perunggu Pertengahan.

Prasasti Proto-Sinaitik tersebut berasal dari antara tahun 1800 dan 1600 SM.

rb-3

Penemuan prasasti yang mengungkap keberadaan Musa/Foto: tangkap layar YouTube History ValleyPenemuan prasasti yang mengungkap keberadaan Musa/Foto: tangkap layar YouTube History Valley

Prasasti-prasasti tersebut diukir berabad-abad sebelum bagian-bagian paling awal Alkitab ditulis, antara abad ke-10 dan ke-7 SM.

Kedua prasasti tersebut, di antara banyak prasasti di situs tersebut, pertama kali ditemukan pada awal tahun 1900-an – tetapi sekarang sedang dianalisis ulang oleh seorang epigrafer Amerika-Israel bernama Michael S. Bar-Ron. Pakar tersebut, yang juga seorang mahasiswa pascasarjana di Universitas Ariel, berbicara dengan Fox News Digital tentang penemuan tersebut.

Tulisan di Prasasti Kemungkinan Berarti “Ini dari Musa” dan “Pernyataan Musa”

Bar-Ron berpendapat bahwa prasasti tersebut bertuliskan "Zot M'Moshe" dan "Ne'um Moshe."

Frasa tersebut kemungkinan berarti "Ini dari Musa" dan "Pernyataan Musa".

Jika diverifikasi, prasasti tersebut merupakan penyebutan tertulis paling awal tentang Musa di luar Alkitab.

Prasasti tersebut juga merujuk pada El, dewa yang dikaitkan dengan Tuhan Abraham, sekaligus mengecam dewi pagan kuno Ba'alat.

Perlawanan Para Pekerja Semit Terhadap Pemujaan Dewi

Berbicara kepada Fox News Digital, Bar-Ron mencatat bahwa situs Serabit el-Khadim dulunya merupakan kuil Ba'alat.

Beberapa ukiran, kata Bar-Ron, tampaknya mencerminkan perlawanan para pekerja Semit terhadap pemujaan dewi tersebut.

"Alih-alih memuji Ba'alat ... (bacaan-bacaan tersebut) justru mengutuk kultus Ba'alat, dengan kata-kata peringatan dan teguran kepada para pengikutnya," kata Bar-Ron.

Ia menambahkan, "Istilah-istilah itu termasuk 'BŠ' - 'aduh' atau 'ini memalukan' - dan 'nimosh', [yang berarti] 'mari kita pergi' [atau] 'menyingkirkan diri kita sendiri.'

Menerjemahkan Ukiran-Ukiran Kuno Memakan Waktu Hampir 1 Dekade

Tugas berat menerjemahkan ukiran-ukiran kuno itu memakan waktu hampir satu dekade, kata Bar-Ron.

"Saya menghabiskan delapan tahun terlibat aktif dalam rekonstruksi sekitar 23 prasasti Proto-Sinaitik yang rumit dan seringkali membuat frustrasi," catat sang epigrafer.

"Artinya, berdasarkan prinsip-prinsip para ahli terkemuka di bidangnya, dan diinformasikan oleh karya rekan-rekan saya yang terhormat di bidangnya."***

Sumber: New York Post

Tag Penemuan Prasasti Musa di Gurun Mesir

Terkini