Ekonomi Bisnis

Penolakan SPBU Swasta terhadap BBM Pertamina Dianggap tidak Berdasar

07 Oktober 2025 | 15:08 WIB
Penolakan SPBU Swasta terhadap BBM Pertamina Dianggap tidak Berdasar
Ilustrasi SPBU Shell/Foto: Istimewa

Penolakan SPBU swasta terhadap BBM dasar Pertamina lantaran kandungan etanol dalam base fuel, dianggap berlebihan dan tidak berdasae secara teknis. “Saya melihat ini lebih ke isu yang digunakan untuk menekan pemerintah agar mengeluarkan lagi kuota impor mereka,” kata Prof. Tri Yuswidjajanto, Guru Besar Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB).

rb-1

Menurutnya, penggunaan etanol dalam BBM bukan hal baru di tingkat internasional, bahkan kandungannya lebih tinggi dari milik Pertamina yang mencapai 3,5 persen. 

“Di Amerika pun menjual bensin yang dicampur etanol sebanyak 10 persen, dan di sana baik-baik saja, atau tidak ada masalah dengan mesin kendaraan. Bahkan, di Brasil itu kadar etanolnya sampai 85 persen, dan Australia juga sudah pakai,” ujar Tri, Senin (6/10/2025), dilansir InfoPublik.

Baca Juga: Hore.. Pertamina Patra Niaga Turunkan Harga Pertamax Series dan Dex Series di Sumut

rb-3

Menurut Profesor Tri, kandungan etanol dalam BBM dasar tidak berpengaruh terhadap mesin maupun performa kendaraan, meskipun kandungan energi etanol yang sekitar 26,8-29,7 megajoule per kilogram lebih rendah dibandingkan bensin yang mencapai 40 megajoule per kilogram. 

“Jadi, kalau kandungan etanolnya hanya 3,5 persen, energi yang turun hanya sekitar satu persen. Artinya, daya mesin hanya berkurang sekitar satu persen, dan itu tidak akan terasa, yakni dikonsumsi bahan bakar tidak akan lebih boros, ditarikkan atau performa kendaraan tetap enak saja.  Dan itu enggak akan terasa karena secara internasional, penurunan daya baru terasa kalau sudah mencapai dua persen,” jelasnya.

Etanol dalam BBM Dasar Bawa Dampak Positif bagi Kualitas Udara

Baca Juga: Direktur Utama Pertamina Pastikan Stok BBM Subsidi Aman

Hal senada juga disampaikan dosen program studi Rekayasa Minyak dan Gas Institut Teknologi Sumatera (Itera) Muhammad Rifqi Dwi Septian memandang kekhawatiran penggunaan etanol terhadap kerusakan mesin kendaraan merupakan hal yang berlebihan. 

“Kalau produksinya sesuai standar dan sistem penyimpanannya baik, risikonya sangat kecil. Apalagi kendaraan modern sekarang sudah kompatibel dengan bahan bakar campuran etanol,” kata Rifqi.

Ia mengatakan penggunaan etanol dalam BBM dasar justru membawa dampak positif bagi kualitas udara. “Etanol memiliki kandungan oksigen yang tinggi, sehingga pembakarannya lebih sempurna. Itu membuat kadar karbon monoksida dan hidrokarbon tidak terbakar bisa berkurang. Artinya, lebih ramah lingkungan,” ujarnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi pada Senin (6/10/2025), mengatakan mobil-mobil di Indonesia sudah kompatibel dengan kandungan etanol dalam BBM hingga 20 persen.

Namun, Indonesia masih menganut campuran etanol hingga sebesar lima persen karena mempertimbangkan ketersediaan bahan baku etanol di dalam negeri, seperti jagung dan tebu.

Selain itu, dia mengatakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia belum mau mengimpor bahan baku etanol tersebut, sehingga kandungan etanol dalam BBM di Indonesia belum mencapai 20 persen.***

Tag Pertamina Impor BBM SPBU Swasta Etanol

Terkait

Terkini