Pentingnya 1.000 Hari Pertama Kehidupan, Untuk Apa?

FTNews – Masa pertumbuhan anak sangat ditentukan sejak menjadi janin di dalam kandungan. Oleh sebab itu 1.000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi waktu emas yang tidak boleh orang tua abaikan.

Penghitungan 1.000 hari pertama kehidupan itu dimulai dari 270 hari masa kehamilan dan 730 hari setelah kelahiran. Atau sampai usia 2 tahun. Periode emas yang sangat penting bagi perkembangan otak dan pertumbuhan fisik anak.

Pusat Studi Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada mengungkap, saat di dalam kandungan, organ-organ penting seperti otak, jantung, hati, ginjal, paru-paru, tulang mulai terbentuk.

Lalu berkembang hingga anak berusia dua tahun. Anak mulai beradaptasi dengan lingkungannya serta merupakan puncak perkembangan fungsi kognitif anak.

“Masa 1.000 HPK sangat penting karena pada masa itu kondisi pertumbuhan dan perkembangan anak sangat pesat dan riskan. Sehingga berdampak terhadap kualitas dan kesehatan generasi pada masa yang akan datang,” bunyi riset mereka.

Oleh karena itu, masa 1.000 HPK asupan gizi perlu bagi calon pengantin, calon ibu, janin hingga anak. Apabila asupan gizinya kurang maka berpotensi menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak.

“Contohnya timbul penyakit tidak menular. Pertumbuhan kognitif terhambat sehingga kurang cerdas dan kompetitif. Gangguan pertumbuhan tinggi badan sehingga berisiko pendek bahkan stunting,” lanjut riset itu.

Selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Mengonsumsi tablet tambah darah (TTD), mendapatkan informasi yang lengkap tentang ASI dan manfaatnya, perawatan bayi, menyiapkan makanan pendamping ASI, dan  imunisasi.

Perhatian Khusus

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pun punya perhatian khusus terhadap 1.000 HPK.

Pentingnya 1.000 HPK antara lain :
1. Membentuk otak anak berisi
2. Meningkatkan kesiapan untuk masuk sekolah
3. Meningkatkan nutrisi ibu dan anak selama periode tersebut
4. Mengurangi kesenjangan aspek kesehatan, pendidikan, produktivitas generasi akan datang
5. Menurunkan risiko penyakit kronis seperti diabetes, jantung dan beberapa tipe kanker
6. Secara global menyelamatkan satu juta nyawa per tahun
7. Meningkatkan total pendapatan suatu negara
8. Memutus siklus kemiskinan antargenerasi

BACA JUGA:   Aktor Kang Mus dan Yogi Gamblez Positif Ganja
Balita yang sulit makan berpotensi kekurangan gizi. Foto: Hello Sehat

Turunkan Stunting

HPK yang tidak mendapat perhatian akan memicu stunting. Kementerian Kesehatan merilis data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) di tahun 2022. Menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia turun sebanyak 2,8 persen poin dibanding tahun 2021 dari 24,4 persen menjadi 21,6 persen.

Meski mengalami penurunan, Presiden Joko Widodo mengatakan masih harus ada upaya keras untuk menurunkan angka prevalensi stunting nasional lebih drastis.

“Target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024. Ini harus bisa kita capai, saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak,” kata Presiden Joko Widodo, kala itu.

Menurutnya, stunting bukan hanya urusan tinggi badan anak. Hal yang perlu diwaspadai adalah menurunnya kemampuan belajar anak, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis.

Artikel Terkait