Perang Rusia-Ukraina harus Berakhir! Putin Setuju segera Bertemu Trump Bahas Penghentian Perang

Presiden Donald Trump mengatakan ia dan Vladimir Putin telah memulai negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina. Ia telah membicarakan hal itu melalui sambungan telpon.

Dalam panggilan telepon selama 90 menit pada hari Rabu, demikian dilaporkan Daily Mail, kedua pemimpin tersebut juga meletakkan dasar bagi pertemuan puncak bersejarah antara mereka di AS dan Moskow.

Trump membuat pengumuman yang mengejutkan tersebut dalam sebuah posting yang panjang di akun Truth Social miliknya, dengan menyatakan bahwa 'perang harus berakhir.'

Baca Juga: Semua Sanksi Dicabut tapi Presiden Trump Minta Suriah Tandatangani Perjanjian yang Akui Israel

Ia juga mengatakan bahwa kedua pemimpin tersebut sepakat untuk segera mengunjungi negara masing-masing. Trump akan menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Rusia sejak Barack Obama pada tahun 2013.

Saat mengumumkan negosiasi tersebut, Trump menulis: 'Kami ingin menghentikan jutaan kematian yang terjadi dalam Perang dengan Rusia/Ukraina. Presiden Putin bahkan menggunakan motto Kampanye saya yang sangat kuat, 'Akal Sehat'.

'Kami berdua sangat meyakini hal itu. Kami sepakat untuk bekerja sama, dengan sangat erat, termasuk saling mengunjungi negara masing-masing.'

Baca Juga: Vladimir Putin Berencana Hentikan Invasi Rusia di Garis Depan Ukraina: Perang Berakhir!

Presiden Trump dam Presiden Zelenskyy/Foto: tangkap layar YouTube BBC News

Ia menambahkan: 'Kami juga sepakat agar tim kami masing-masing segera memulai negosiasi, dan kami akan mulai dengan menelepon Presiden Zelenskyy, dari Ukraina, untuk memberitahunya tentang pembicaraan tersebut, sesuatu yang akan saya lakukan sekarang.'

Trump kemudian menelepon Zelensky dan, setelah itu, menyatakan bahwa pemimpin Ukraina itu juga menginginkan diakhirinya perang.

Presiden AS menulis: 'Pembicaraan itu berjalan dengan sangat baik. Ia, seperti Presiden Putin, ingin menciptakan perdamaian.'

Trump mengatakan, Zelensky akan bertemu pada hari Jumat di Munich dengan Wakil Presiden JD Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio.

Ia menulis: 'Saya berharap hasil pertemuan itu akan positif. Sudah waktunya untuk menghentikan Perang yang konyol ini, di mana telah terjadi Kematian dan Kehancuran yang besar dan sama sekali tidak perlu. Tuhan memberkati rakyat Rusia dan Ukraina!'

Pernyataan Trump akan mengirimkan gelombang kejut ke seluruh dunia. Padahal sebelumnya pada hari Rabu, pemerintahannya mengatakan akan mengakhiri semua bantuan Amerika untuk Ukraina - sebuah pukulan bagi Zelensky, yang tengah berjuang untuk menyatukan negaranya.

Langkah Trump juga memberi tekanan pada sekutu-sekutu Eropa yang selama ini menjadi benteng pendukung Kyiv.

Dalam postingannya, Trump melanjutkan dengan mengatakan mengapa perang harus diakhiri.

Foto: Instagram Donald Trump

Ia menulis: 'Jutaan orang telah tewas dalam Perang yang tidak akan terjadi jika saya menjadi Presiden, tetapi itu memang terjadi, jadi itu harus diakhiri. Tidak boleh ada lagi nyawa yang hilang!'

Trump dan Putin berbicara selama hampir satu setengah jam dan sepakat untuk bertemu, kata Kremlin dalam pernyataannya mengenai panggilan telepon tersebut.

Itu adalah kontak langsung pertama Putin yang diketahui dengan Presiden AS sejak invasi Ukraina pada Februari 2022.

'Presiden Putin...setuju dengan Trump bahwa penyelesaian jangka panjang dapat dicapai melalui negosiasi damai,' kata Kremlin.

Panggilan telepon itu menyusul pertukaran tahanan yang mengakibatkan Rusia membebaskan guru sekolah Amerika Marc Fogel, dari Pennsylvania, setelah lebih dari tiga tahun ditahan.

Trump menyambut Fogel di Gedung Putih Selasa malam setelah kembali ke tanah AS.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump berkata: 'Saya ingin berterima kasih kepada Presiden Putin atas waktu dan usahanya sehubungan dengan panggilan telepon ini, dan atas pembebasan Marc Fogel, pria luar biasa yang saya sambut secara pribadi tadi malam di Gedung Putih kemarin.

'Saya yakin upaya ini akan membuahkan hasil yang sukses, semoga segera!'***

Sumber: Daily Mail