FTNews – Peraturan pemakaian AI atau artificial intelligence akan berlaku di Uni Eropa mulai tahun depan, setelah pada Selasa lalu para menteri menandatanganinya. Regulasi ini menjadi penting untuk menetapkan tolok ukur global penerapan AI dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari.
‘Undang-Undang Kecerdasan Buatan Uni Eropa’ ini lebih mampu mengatur daripada regulasi buatan Amerika Serikat yang bersifat sukarela dan China guna menjaga stabilitas negaranya.
Peraturan pemakaian AI bertujuan mengekang misinformasi, berita palsu, dan penggunaan materi berlisensi semakin marak. Populernya AI generatif seperti yang didukung Microsoft, ChatGPT, dan Gemini milik Google juga menjadi pelu diatur.
“Undang-undang penting ini, yang pertama di dunia, menjawab tantangan teknologi global yang juga menciptakan peluang bagi masyarakat dan perekonomian kita,†kata Menteri Digitalisasi Belgia Mathieu Michel dikutip NY Post.
Michel melanjutkan, aturan ini untuk menjaga kepercayaan, transparansi dan akuntabilitas penggunanya. “Sekaligus memastikan teknologi yang berubah dengan cepat ini dapat berkembang dan mendorong inovasi Eropa,†tambahnya.
Regulasi ini memperketat penggunaan AI berisiko tinggi dan menerapkan persyaratan umum bagi teknologi lebih ringan. Pemerintah negara juga mengalami pembatasan akibat regulasi ini.
Penerintah dibatasi penggunaan pengawasan ‘real-time’ di CCTV. Tetapi, ada pengecualian dalam kasus kejahatan pencegahan serangan teroris dan pencarian orang-orang yang diduga melakukan kejahatan paling serius.
Negara di luar Uni Eropa juga akan terdampak peraturan pemakaian AI. Penyebabnya, perusahaan di luar Uni Eropa yang menggunakan data negara mereka harus mematuhinya.
