PLTSa Tak Selesaikan Masalah Sampah dari Sumbernya

Forumterkininews.id, Jakarta – Kelompok penggiat lingkungan menolak rencana pembangunan insinerator (teknologi pembakaran sampah) menjadi energi. Selain mahal, opsi ini belum bisa mengatasi masalah sampah dari sumbernya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kala itu pada Agustus 2023, mengumumkan pemenang yang akan bangun dan kelola Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka. Lokasinya berada di Kabupaten Bandung.

Fasilitas ini akan memroses sampah menjadi energi dari enam wilayah di Bandung. Wilayah itu yakni Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Garut dan Kabupaten Sumedang.

Selang beberapa saat pascapengumunan, TPA Sarimukti terbakar. Ridwan Kamil pun mengumumkan status darurat sampah.

Penolakan PLTSa datang dari Kelompok Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat, Walhi Nasional, serta Global Alliance for Incinerator Alternatibes (GAIA).

Direktur Eksekutif Walhi Jawa Barat Meiki Paendong mengatakan, besaran biaya tipping fee insinerator dan mekanisme put-or-pay merupakan pemaksaan yang berisiko serta dapat membebani dana publik.

Pendanaan untuk insinerator seharusnya untuk mengelola sampah organik. Karena sampah organik yang telah menjadi penyebab meledaknya TPA Sarimukti dan TPA Leuwigajah.

Bukan Solusi

Senada, Abdul Ghofar dari Eksekutif Nasional Walhi menyatakan, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Legok Nangka membebani dan merugikan keuangan negara dengan pinjaman hutang US$ 100 juta dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD).

Aliansi Pemulung Internasional juga mengeluhkan insinerator dan privatisasi sektor sampah merugikan mereka dan pekerja formal di sektor sampah.

GAIA juga mengingatkan konsekuensi negatif insinerator pada krisis iklim. Adanya pembakaran sampah organik hanya mengubah emisi gas metan dari sampah organik menjadi CO2 secara besar-besaran.

BACA JUGA:   Berlaku Hari ini, Harga Pertalite Rp10.000/Liter

“Insinerator akan mereplikasikan terbakarnya TPA Sarimukti yang melepas gas rumah kaca dalam skala besar,” ujar Yobel Novian Putra dari GAIA dalam pernyataan tertulis AZWI.

Adanya insinerator PLTSa ini tidak efisien. Menurutnya ini bukan solusi untuk mengatasi masalah sampah. Karena pembakaran sampah ini hanya akan menimbulkan masalah baru.

Artikel Terkait

BPBD Ungkap Potensi dan Risiko Megathrust

FT News – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI...

DPR Sahkan UU Kementerian, Jumlah Sesuai Kebutuhan

FT News – DPR RI secara resmi telah mengesahkan...

KPPU Duga Lion Air Group Lakukan Monopoli Harga Tiket Pesawat

FT News – Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menduga...