Prabowo Subianto Pilih Hadiri Forum Ekonomi Rusia Ketimbang KTT G7 2025, Ini Alasannya
Nasional

Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo Subianto, mengungkapkan alasan di balik keputusannya untuk tidak menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 2025.
Dalam pernyataannya di hadapan para pemimpin dunia saat menghadiri St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia, Prabowo menjelaskan bahwa dirinya menerima undangan dari Presiden Rusia Vladimir Putin terlebih dahulu.
"Alasan saya tidak hadir di pertemuan G7 bukan karena saya tidak menghormati mereka. Justru sebaliknya, saya menghargai G7, tetapi saya telah menerima undangan dari Presiden Putin sebelum undangan dari G7 datang," ujar Prabowo dalam forum tersebut, Jumat (20/6/2025).
Baca Juga: Ridwan Kamil Ungkap Pertemuan Prabowo Subianto-Pramono Anung
KTT G7 2025 diselenggarakan pada tanggal 15 dan 16 Juni 2025 dengan dihadiri oleh negara-negara besar seperti Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Namun, karena undangan dari Rusia datang lebih dulu, Prabowo merasa berkewajiban untuk memenuhi komitmen awalnya.
Keputusan ini sekaligus menunjukkan arah diplomasi hubungan Indonesia-Rusia yang semakin erat.
Baca Juga: Rekam Jejak Pandu Sjahrir di Dunia Bisnis dan Ekonomi, Kini Pimpin Danantara
Prabowo pun menggunakan momen tersebut untuk memperkuat hubungan bilateral, sekaligus menyampaikan sikap Indonesia terhadap dinamika geopolitik dunia.
Pesan Prabowo: Indonesia Butuh Banyak Sahabat
Prabowo Subianto dan Vladimir Putin. [Instagram]Dalam pidatonya di SPIEF 2025, Prabowo kembali menekankan prinsip dasar kebijakan luar negeri Indonesia yang mendorong perdamaian dan kemitraan global.
Ia mengutip filosofi lama yang sering digaungkan oleh para pemimpin Indonesia terdahulu.
"Kebijakan luar negeri Indonesia sangat sederhana. Seribu sahabat masih kurang, satu musuh terlalu banyak. Hanya melalui persahabatan dan kerja sama, kita bisa mencapai kemakmuran bersama," tandas Prabowo yang disambut tepuk tangan hadirin forum.
Pernyataan ini mempertegas posisi Indonesia sebagai negara non-blok yang menjunjung tinggi prinsip hubungan internasional yang seimbang dan terbuka kepada semua pihak.
Prabowo Apresiasi Undangan Putin dan Sambutan Rusia
Presiden RI, Prabowo Subianto. [Instagram]Dalam kesempatan yang sama, Presiden Prabowo juga menyampaikan rasa terima kasih kepada Presiden Vladimir Putin atas undangan resmi yang diterimanya.
Ia mengaku merasa terhormat bisa berbicara di forum yang berlangsung di kota bersejarah seperti St. Petersburg.
"Terima kasih, Bapak Putin, atas undangan Anda. Saya merasa terhormat bisa menyampaikan pandangan saya di forum ini, di kota tua yang penuh dengan semangat kepahlawanan dan patriotisme," ucapnya dengan nada penuh penghargaan.
Meningkatkan Posisi Indonesia di Kancah Global
Prabowo Subianto dan Vladimir Putin. [Instagram]Kehadiran Prabowo Subianto di SPIEF 2025 menunjukkan bahwa Indonesia tetap aktif dan strategis dalam berbagai forum global, meskipun bukan bagian dari kekuatan ekonomi G7.
Keputusan ini juga mencerminkan pendekatan Indonesia yang lebih pragmatis dan terbuka dalam menjalin kerja sama internasional.
Dengan menjalin kedekatan baik dengan negara-negara Timur maupun Barat, Indonesia berusaha menempatkan diri sebagai jembatan perdamaian dan pusat dialog di tengah ketegangan geopolitik yang sedang berlangsung.