Profil Peter Gontha yang Tutup Komentar Usai Kritik Timnas Indonesia Banyak Pemain Naturalisasi

FT News – Nama Peter F Gontha menjadi sorotan setelah berani mengkritik PSSI yang banyak menaturalisasi pemain asing untuk Timnas Indonesia.

Secara menohok, Peter Gontha menyampaikan kegundahannya melihat Timnas Indonesia lewat postingan di akun Instagram miliknya.

Postingan yang berisi kritikan keras buat PSSI seketika membuat heboh. Peter Gontha pun menutup kolom komentar di akun Instagram miliknya.

Bagi Anda yang belum kenal siapa Peter Gontha yang berani mengkritik PSSI, berikut profilnya.

Profil Peter Gontha 

Peter Frans Gontha atau Peter F Gontha, lahir pada 4 Mei 1948 di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, adalah seorang pengusaha Indonesia yang terkenal dalam bidang media dan bisnis.

Ayahnya bernama Victor Willem ‘Wim’ Gontha dan ibunya bernama Alice.

Setelah menyelesaikan Kanisius College di Jakarta, ia dipindahkan ke Belanda oleh ibunya.

Di sana, ia bekerja sebagai driver untuk Kedutaan Besar Indonesia dan Garuda Indonesia di Amsterdam. Ia juga bekerja sebagai kelasi di Holland-America Line cruise company.

Setelah mengumpulkan $9.000, ia kembali ke Indonesia dan mulai bekerja di Shell Benelux Computer Center. Shell memberinya beasiswa untuk belajar akunting di Praehap Institute di Belanda, dan ia menerima gelar dalam Finance Accounting dan Business Administration pada tahun.

Mantan Dubes RI untuk Polandia Peter Gontha. Ist
Karier

Karir awal Gontha bekerja di Citibank N.A. dari tahun 1975 hingga 1979 dan menjadi Assistant Vice President. Ia kemudian menjadi Vice President di American Express Bank untuk Asia.

Pengusaha Media: Gontha menjadi Vice President di Bimantara Citra Group, sebuah konglomerat yang didirikan pada tahun 1981 oleh Bambang Trihatmodjo dan Indra Rukmana.

Ia mendirikan Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) pada tahun 1989 sebagai bagian dari Bimantara Group. Ia juga mendirikan Surya Citra Televisi (SCTV) pada tahun 1990 dan Indovision pada tahun 1994.

Pengusaha Lainnya: Selain itu, Gontha juga terlibat dalam berbagai bisnis lainnya seperti PT Chandra Asri Indonesia, PT Tri Polyta Indonesia, First Media, dan Bali Intercontinental Resort.

Penghargaan dan Julukan
Gontha mendapat julukan “Rupert Murdoch Muda Indonesia” karena kiprahnya dalam bisnis media di Indonesia pada tahun 1990-an.

Gontha juga terkenal setelah penampilannya sebagai “bos” di acara reality show The Apprentice Indonesia, yang membuatnya mendapat julukan “Donald Trump Indonesia”.

BACA JUGA:   Rocky Gerung Diejek Sebagai ‘Bujang Lapuk’, Ini Dia Pengertiannya

Gontha menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Polandia dari Oktober 2014 hingga Januari 2019, dilantik oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

Kehidupan Pribadi

Istri dan Anak: Gontha menikah dengan Purnama Purba pada 20 September 1969 dan memiliki dua anak, Francois dan Dewi, serta lima cucu.

Minat: Gontha adalah seorang penggemar musik jazz dan telah menggagas gelaran pentas musik terbesar di Indonesia, Jakarta International Java Jazz Festival (Java Jazz).

Dengan demikian, Peter Frans Gontha adalah seorang pengusaha sukses yang telah meninggalkan jejaknya dalam bidang media dan bisnis di Indonesia.

Kritik di Medsos

Sebelumnya, Peter Gontha mengaku miris melihat kondisi Timnas Indonesia yang menurutnya banyak pemain naturalisasi.

Tangkapan layar postingan Peter Gontha. Ist

Lewat postingan di akun Instagram miliknya, Peter Gontha menyampaikan pernyataan menohok terkait dengan kondisi Timnas Indonesia saat ini.

“Saya sungguh Galau, saya akan posting status yang akan membuat follower saya marah, tapi tidak apa saya ambil risiko ini, karena saya mau menjaga martabat bangsa saya,” tulisnya di akun media sosial Instagram, Kamis (12/9/2024).

Peter Gontha lalu melontarkan pernyataan kritis terhadap PSSI terkait dengan banyaknya pemain naturalisasi.

“1. Apakah anda cinta PSSI? (saya cinta)
2. Apakah anda cinta bangsa? (saya cinta)
3. Apakah anda tidak malu lihat PSSI 9 pemainnya adalah bangsa asing yang dinaturalisasi? (Saya malu).
4. Apakah kita bangsa besar? (saya rasa demikian)
5. Apakah anda tau bahwa naturalisasi mereka hanya sementara, karena mereka mempunyai dua paspor, nanti kalau sudah selesai main di Indonesia mereka akan buang status WNI mereka? (saya tau),” tulisnya.

“6. Apakah mereka mau membuang tunjangan sosial mereka dinegara nya begitu saja? (saya rasa tidak).
7. Apakah menurut anda tidak lebih baik membina pemain kita dari muda (SD s/d Dewasa)?(saya rasa demikian)
8. Apakah tidak lebih baik kalah dengan terhormat dari pada Menang atau seri dengan cara yang merendahkan martabat bangsa? (saya malu),” sambungnya.

Lebih lanjut Peter Gontha juga mengungkapkan rasa marahnya terhadap dunia sepakbola Tanah Air yang menurutnya palsu.

 

 

Artikel Terkait