Ramai Pegawai Mundur, Terkuak Sisi Lain Dunia Kerja di RANS Entertainment!

Perusahaan hiburan milik pasangan selebriti Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, RANS Entertainment, tengah menjadi sorotan publik. Bukan karena proyek baru atau kolaborasi besar, melainkan akibat kabar mengenai sejumlah karyawan yang memilih mundur dari perusahaan tersebut.

Dalam beberapa pekan terakhir, isu ini ramai dibicarakan di media sosial setelah sejumlah mantan pegawai mulai berbagi pengalaman mereka bekerja di perusahaan yang selama ini dijuluki kerajaan digital milik “Sultan Andara” itu.

Salah satu yang menarik perhatian adalah Sharimaya Ulfina, atau yang akrab disapa Maya, mantan produser program Toko Mama Gigi. Lewat unggahan di media sosial, Maya mengungkap sisi lain dunia kerja di RANS Entertainment yang jarang diketahui publik.

Baca Juga: Bantuan Raffi Ahmad untuk Anak Mpok Alpa, Benarkah Nagita Akan Mengadopsi?

“Tidak banyak yang tahu kalau kerja di sini itu sepadat dan secapek itu. RANS juga beroperasi seperti agency, jadi ritmenya cepat dan menuntut energi ekstra,” tulis Maya.

Ia menambahkan bahwa meski lelah, ia tetap bersyukur bisa bertahan hampir empat tahun.

Ungkapan jujur Maya langsung menuai respons luas. Ada yang memuji keterbukaannya, namun ada pula yang bertanya-tanya: benarkah ada tekanan besar di balik layar RANS Entertainment yang selama ini tampak hangat dan profesional?

Baca Juga: Sapi Kurban Raffi Ahmad Seharga Rumah, Lihat Reaksi Irfan Hakim!

Deretan Nama yang Sudah Hengkang

Maya bukan satu-satunya yang memilih berpisah dengan RANS Entertainment. Sebuah unggahan di platform Threads mengungkap beberapa nama lain yang juga meninggalkan perusahaan tersebut.

Disebutkan bahwa Lutfi, mantan manajer pribadi Nagita Slavina, memutuskan mundur untuk mengejar peluang baru langkah yang disebut-sebut mendapat dukungan langsung dari Raffi dan Nagita. Selain itu, Mas Olik, fotografer andalan RANS, juga dikabarkan akan pamit pada akhir 2024.

Sementara itu, Midun Fadli disebut telah meninggalkan jabatannya untuk fokus bersama keluarga di Lampung. Deretan nama tersebut memperkuat kesan bahwa gelombang resign di RANS bukan kasus tunggal, melainkan fenomena yang cukup signifikan.

Di tengah kabar ini, sebagian warganet menilai fenomena tersebut sebagai konsekuensi dari dinamika perusahaan besar yang terus berkembang pesat. Namun, ada pula yang menilai bahwa RANS perlu lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan di balik kesuksesan besar yang mereka raih.

Tekanan Industri Kreatif dan Tantangan Manajemen SDM

Fenomena mundurnya beberapa pegawai RANS Entertainment mencerminkan tantangan besar dalam industri kreatif modern. Dunia hiburan dan digital agency dikenal bergerak cepat, menuntut kreativitas tinggi, serta jam kerja yang panjang.

RANS Entertainment sendiri membawahi berbagai lini bisnis mulai dari RANS Music, RANS Animation, hingga RANS Sport. Masing-masing divisi memiliki target ambisius dengan ritme kerja berbeda, sehingga koordinasi dan ketahanan tim menjadi kunci utama.

Namun, pola kerja intens semacam ini kerap menimbulkan perdebatan tentang work-life balance. Banyak pekerja muda di industri kreatif menghadapi dilema antara mengejar karier bergengsi di perusahaan besar atau menjaga keseimbangan kehidupan pribadi.

Seorang pengamat bisnis hiburan menilai bahwa fenomena ini tidak sepenuhnya negatif.

“Perputaran tenaga kerja tinggi adalah hal wajar di sektor kreatif. Justru dari dinamika itu, muncul regenerasi dan ide-ide baru,” ujarnya.

Meski begitu, perusahaan sebesar RANS tetap diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan berkelanjutan bagi para talenta terbaiknya.

Raffi dan Nagita Belum Beri Pernyataan Resmi

Nagita dan Raffi (Instagram)

Hingga kini, Raffi Ahmad dan Nagita Slavina belum memberikan komentar resmi mengenai kabar mundurnya sejumlah karyawan mereka. Keheningan ini justru menimbulkan rasa penasaran publik terhadap kondisi internal perusahaan yang selama ini dikenal inovatif dan produktif.

Banyak pihak berharap Raffi dan Nagita segera memberikan klarifikasi, mengingat RANS Entertainment bukan sekadar merek bisnis, tetapi juga simbol profesionalisme dan kreativitas di industri hiburan digital Indonesia.

Apa pun penyebab sebenarnya, fenomena ini menjadi pengingat bahwa di balik kesuksesan besar selalu ada tantangan sumber daya manusia yang harus dikelola dengan bijak.

Dunia hiburan mungkin tampak gemerlap di depan kamera, tetapi di baliknya tersimpan kerja keras, tekanan, dan pengorbanan yang jarang terlihat.