Rawan Bencana, Sumbar Titik Simulasi Peringatan HKB 2024

FTNews – Indonesia merupakan satu dari banyak negara di dunia yang rawan bencana. Sejak tujuh tahun lalu, simulasi terus dilakukan saat peringatan hari kesiapsiagaan bencana (HKB) setiap 26 April. Tahun 2024 simulasi bencana dalam peringatan ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) gelar di Sumatera Barat.

Dalam peringatan hari kesiapsiagaan bencana, BNPB mengingatkan semua pihak melakukan latihan atau simulasi kesiapsiagaan. Kegiatan dapat masyarakat lakukan dari lingkup terkecil seperti keluarga, komunitas hingga tempat kerja.

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, HKB 2024 mengangkat tema Indonesia Tangguh, Indonesia Hebat. Puncak kegiatan berlangsung di Provinsi Sumatera Barat.

Ia menambahkan simulasi kesiapsiagaan nakan berlangsung di berbagai tempat, Jumat (26/4). Misalnya di fasilitas pendidikan, rumah sakit hingga pasar.

“Bertepatan pada HKB ini, BPBD Provinsi Sumatra Barat juga akan mensosialisasikan penanda garis biru zona aman dari tsunami yang dibuat pada akses jalan,” kata Muhari di Jakarta, Jumat (26/4).

Selain itu, BPBD juga akan mengenalkan sirine peringatan dini tsunami yang dapat kelompok difabel tuna rungu akses.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dan Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto akan memantau langsung kegiatan ini.

Para siswa sekolah ikuti simulasi hadapi bencana. Foto: BNPB

Wilayah Rawan Bencana

Muhari menjelaskan melalui simulasi atau latihan bisa mengasah kemampuan dalam antisipasi situasi krisis atau bencana. BNPB mengharapkan dengan latihan, kepanikan warga saat krisis atau bencana dapat setiap individu kendalikan.

Berdasarkan survei pascagempa Kobe tahun 1995, persentase tertinggi atau sekitar 34,9 persen warga selamat dari bencana karena kemampuan penyelamatan diri sendiri. Setelah itu, 31,9 persen para korban selamat karena bantuan oleh anggota keluarga.

Menurut data BNPB, 148,4 juta warga tinggal di daerah rawan bencana gempa bumi. Lalu 5 juta di daerah rawan tsunami, 1,2 juta penduduk di daerah rawan erupsi gunungapi.

BACA JUGA:   Ekskul Pramuka Tak Lagi Wajib, P2G Beri Catatan Kritis

Selanjutnya 63,7 juta jiwa di daerah rawan bencana banjir, dan 40,9 juta jiwa tinggal di daerah rawan longsor.

Masih data dari BNPB, jumlah kejadian bencana tahun 2023 mencapai 4.940 bencana alam. Jumlah ini naik 39,39% dari bencana tahun 2022 yakni 3.544 kejadian.

Berdasarkan jenisnya, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi bencana alam yang paling sering melanda sepanjang 2023. Tercatat ada 1.802 kejadian karhutla di tanah air.
Kemudian, banjir yang mencapai 1.170 kejadian. Cuaca ekstrem dan tanah longsor masing-masing sebanyak 1.155 kejadian dan 579 kejadian.

Jawa Barat menjadi wilayah yang paling sering dilanda bencana di tahun 2023. Mencapai 770 kejadian.

Sebelumnya, BNPB juga menggelar peringatan HKB tahun 2023. Bertema Tingkatkan Ketangguhan Desa, Kurangi Risiko Bencana. Puncak kegiatan berlangsung di Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Artikel Terkait