Saat Negara Lain Mengecam, AS Terus Berpihak ke Israel

FTNews – Banyak negara-negara yang mengecam tindakan Israel terhadap masyarakat sipil Palestina dan bantuan kemanusiaan di Barat Daya Gaza. Pasalnya, Israel memberondong tembakan, baik dari senapan hingga peluru tank.

Juru bicara Israel Defence Forces (IDF), Rear Adm. Daniel Hagari, mengatakan itu adalah ‘tembakan peringata’ kepada masyarakat sipil Palestina. Ia mengatakan bahwa tindakan tentara Israel ini untuk membantu agar para rombongan bantuan kemanusiaan dapat tiba di tujuannya.

Bukannya meredakan masalah, malah menimbulkan permasalahan yang lebih besar. Pasalnya, lebih dari 100 masyarakat sipil meninggal dan lebih dari 700 lainnya luka-luka.

Melihat tindakan ini, banyak negara-negara yang buka suara dan mengecam tindakan keji Israel ini.

Seperti Menteri Luar Negeri Portugal, Joao Gomes Cravinho, ikut mengutuk tindakan Israel bersama negara-negara lain seperti Spanyol, Prancis, bahkan Uni Eropa.

“Sangat terkejut dengan kematian di Gaza yang mencapai lebih dari 100 orang saat sedang menunggu bantuan,” ungkap Cravinho dalam media sosialnya.

“Masyarakat sipil dan operasi kemanusiaan harus aman di bawah IHL (Peraturan Kemanusiaan Internasional). Kita mengungkit lagi untuk gencatan senjata yang sangat mendesak untuk akses yang aman bagi bantuan kemanusiaan, sesuai dengan langkah-langkah sementara ICJ (Sidang Pengadilan Internasional),” lanjutnya.

Di saat semua negara bersimpati dengan yang terjadi di Kota Gaza ini, satu negara masih membela Israel, yaitu Amerika Serikat (AS).

Tanggapan AS Atas yang Terjadi di Gaza

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (kiri), menerima kunjungan Presiden AS, Joe Biden (kanan), saat berkunjung ke Tel Aviv, Israel pada 18 Oktober 2023. Foto: Reuters/Evelyn Hockstein

Aljazair mengajukan pernyataan kepada Dewan Keamanan PBB (UNSC) untuk menyalahkan Israel dalam permasalahan ini. 

Sebanyak 15 anggota dari UNSC, mendukung keputusan Algeria ini. Namun, hanya satu negara yang tidak setuju, yaitu Amerika Serikat.

Perwakilan Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengungkapkan kepada reporter akan keputusan AS yang menolak pernyataan yang Aljazair lontarkan.

BACA JUGA:   Bobol Data Anak- anak Inggris, TikTok Didenda Rp238 Miliar

“Kita tidak punya semua fakta di lapangan, itu permasalahannya,” ungkap perwakilan dari AS, Robert Wood.

Ia mengatakan bahwa AS berusaha memverifikasi kondisi sekitar bagaimana orang-orang meninggal untuk melihat titik tengah yang semua orang dapat sepakati.

Artikel Terkait