Sedih, Tissa Biani Hidup Yatim Tanpa Ayah

Tissa Biani membuat pengakuan yang menyentuh saat membahas perannya dalam film Panggil Aku Ayah.

Di balik kemampuan aktingnya yang memukau, Tissa Biani mengungkapkan bahwa ada sebuah koneksi emosional antara peran dan dirinya pribadi.

Menurut Tissa Biani, film ini bukan hanya sekadar proyek akting, melainkan sebuah cerminan dari perjalanan hidupnya.

Baca Juga: Festival Nyanyian Anak Negeri 2025 Siap Digelar: Dul Jaelani dan Shanna Shannon Jadi Ikon

Tissa Biani saat press conference film Panggil Aku Ayah, Rabu (30/7/2025). [FTNews]Ia mengaku, cerita kehidupan karakter Intan memiliki kesamaan yang luar biasa dengan apa yang ia alami di dunia nyata.

"Menurut aku film Panggil Aku Ayah ini ceritanya itu cukup personal dan emosional buat Tissa pribadi," ungkapnya saat ditemui di Epicentrum, Jakarta Selatan, pada Rabu (30/7/2025).

Alasan utama dari koneksi mendalam ini adalah pengalaman Tissa Biani yang tumbuh besar tanpa kehadiran sosok ayah kandung.

Baca Juga: Pamali, Alasan Syifa Hadju dan Tissa Biani Tak Diberi Seragam di Pernikahan Al Ghazali dan Alyssa Daguise

Hal inilah yang membuatnya merasa begitu terhubung dengan karakter Intan, yang juga mengalami hal serupa.

"Kenapa? Karena aku sedikit demi sedikit tahu gitu apa yang Intan rasain. Cerita kehidupannya tuh sama gitu sama Tissa pribadi. Aku tumbuh menjadi gadis tanpa sosok ayah," tutur aktris berusia 23 tahun itu.

Artis Tissa Biani. [FTNews]Sejak pertama kali menerima tawaran, judul film ini saja sudah cukup untuk mengingatkannya pada sosok ayah kandungnya.

Selama proses pendalaman karakter, mulai dari reading hingga workshop, Tissa merasa semakin larut dalam kesamaan nasib antara dirinya dan Intan.

"Aku ngerasain apa yang Intan rasain. Merasakan kesedihan, merasakan kesendiriannya, menjalani hari-hari tanpa orang tua kandung," jelasnya dengan nada serius.

Bagi pacar Dul Jaelani ini, memerankan Intan terasa seperti menghidupkan kembali perasaannya sendiri.

Ada sebuah adegan di mana karakternya merasakan kerinduan yang mendalam kepada orang tuanya, sebuah momen yang diakui Tissa sangat personal baginya.

"Dia harus menjalani hari-harinya dengan kesendiriannya itu. Dia melihat teman-teman yang punya ayah, punya ibu kandung, dan aku ngerasain kesedihan Intan," paparnya.

Pada akhirnya, Tissa melihat proyek ini sebagai sebuah perjalanan. Ia tidak hanya berakting, tetapi juga menyalurkan kerinduan dan perasaannya yang terpendam terhadap sosok ayah.

"Aku ngerasain kerinduan kepada sosok ayah itu sangat berarti sih buat aku pribadi," ujarnya.