Sempat Gibran Rakabuming Singgung saat Debat, Apa Itu “Greenflation”?

FTNews – Saat debat cawapres keempat pada hari Minggu (22/1), Gibran Rakabuming Raka menyebut sebuah kata yang mungkin asing di telinga awam. Dalam sesi tanya jawab bersama cawapres rivalnya Mahfud MD, Gibran menanyakan solusi Mahfud dalam mencegah greenflation.

Apakah itu Greenflation?

Ilustrasi greenflation. Foto: canva

Greenflation adalah sebuah fenomena di mana pemerintah membuat kebijakan dalam proses menuju energi rendah karbon tetapi tidak memperhatikan kesejahteraan masyarakatnya. Pemerintah menaikan harga bahan bakar fosil untuk menekan pembelian energi fosil dan masyarakatnya beralih ke energi terbarukan.

Berdasarkan penjelasan dari Financial Times, hal ini sangat tidak realistis karena hal ini akan menumbuhkan permasalahan-permasalahan yang baru. Permasalahan-permasalahan tersebut adalah sebagai berikut.

  1. Transisi yang terlalu cepat akan berpengaruh terhadap pasar. Sebagian besar masyarakat masih bergantung dengan energi fosil, sehingga jika menaikan harga bahan bakar akan berpengaruh terhadap harga barang di pasar.
  2. Bertambahnya permintaan akan kendaraan elektrik dan baterai. Hal ini akan menimbulkan permasalahan jika tidak ada kesiapan suplai.

Perubahan dari energi fosil menuju energi terbarukan tidak dapat dilakukan secara langsung. Pembangunan ini memerlukan waktu yang panjang agar masyarakat dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada.

Demonstrasi Jaket Kuning

Demonstrasi Yellow Jacket di Perancis. Foto: SocialistWorker.org

Demonstrasi jaket kuning ini adalah hasil yang terjadi setelah Pemerintahan Prancis menerapkan greenflation. Masyarakat Prancis sudah melakukan demonstrasi ini sejak tanggal 17 November 2018 hingga sekarang.

Akar permasalahan dari demonstrasi ini adalah pemerintah Prancis menaikan harga minyak mentah dan bahan bakar, tingginya biaya hidup, dan ketidakadilan ekonomi.

Para pengunjuk rasa menuntut pajak bahan bakar yang lebih rendah, pemberlakuan kembali pajak solidaritas atas kekayaan, kenaikan upah minimum, dan banyak lagi.

Pada awalnya, sebuah petisi daring pada Mei 2018 berhasil menggaet sebanyak 1 juta tanda tangan. Sekarang, sebanyak 3 juta orang telah berpartisipasi dalam demonstrasi jaket kuning ini.

BACA JUGA:   Maskapai Ini Batalkan Lebih dari 400 Penerbangan dalam Tiga Hari

Sebagai tanda pengenal dan pemersatu, mereka mengenakan rompi visibilitas tinggi berwarna kuning.

Pemerintah Prancis memandatkan bagi para pengendara kendaraan untuk memiliki rompi tersebut. Pemilihan rompi ini atas pertimbangan kenyamanan, visibilitas, mudah ditemukan, dan berhubungan dengan industri kelas pekerja.

Aksi ini tentu mengguncang Prancis, di mana aksi mingguan ini mereka lakukan dengan cara memblokade jalan dan depo minyak. Aksi ini juga beberapa kali menimbulkan kerusuhan sehingga menimbulkan banyak korban, bahkan sampai ada korban meninggal.

Artikel Terkait