Soal Rencana Jokowi Kunjungi Ukraina dan Rusia, Ini Kata Pengamat

Forumterkininews.id, Jakarta- Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan berkunjung ke Ukraina dan Rusia dalam waktu dekat ini. Hal itu menyita banyak perhatian lantaran kunjungan dilakukan di tengah situasi perang antara Rusia dan Ukraina.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Prof Hikmahanto Juwono menyebut, langkah itu harus diapresiasi. Pasalnya kepergian Jokowi memiliki empat alasan mendasar.

“Pertama, Indonesia sebagai tuan rumah G20 mengambil inisiatif untuk menciptakan perdamaian dan menghentikan tragedi kemanusiaan di Ukraina. Bahkan mencegah terjadinya tragedi pangan dunia,” katanya kepada Forumterkininews.id, Jumat (24/6).

Kedua katanya, rencana Presiden merupakan inisiatif Indonesia untuk ikut dalam ketertiban dunia sebagaimana diamanahkan Undang-undang Dasar 1945.

Selain itu,  Indonesia melakukan kunjungan berpegang teguh pada politik kuar negeri bebas aktif. Indonesia tidak berpihak kepada Ukraina maupun Rusia. Sehingga tidak memberi bantuan senjata kepada Ukraina maupun memberi dukungan kepada Rusia atas operasi milter khususnya.

“Keberpihakan Indonesia adalah pada perdamaian dunia dan mengakhiri tragedi kemanusiaan,” imbuhnya.

Terakhir lanjutnya, rencana kunjungan dilakukan dalam upaya untuk mencari tahu dan mendalami apa hal-hal yang dapat disepakati oleh Rusia dan Ukraina agar tercipta gencatan senjata.

Kunjungan Presiden ke Ukraina Tidak Terlambat

Selain itu, rencana kunjungan ini sama sekali tidak terlambat, mengingat perang di Ukraina masih berlangsung sampai hari ini. Namun rencana kunjungan Presiden ke Kiev dan Moskow akan lebih maksimal bila mengupayakan gencatan senjata dan pengakhiran tragedi kemanusiaan akibat konflik bersenjata. Bukan penuntasan konflik.

“Presiden tidak perlu mengupayakan perdamaian yang bertujuan untuk menyelesaikan akar masalah terjadinya perang. Mengingat Indonesia tidak berada di kawasan dan tidak memiliki berbagai sumber daya yang dibutuhkan,” tandasnya.

Menurutnya, kemungkinan berhasilnya misi untuk menciptakan gencatan senjata dan pengakhiran tragedi kemanusiaan sangat besar daripada mendamaikan kedua negara. Lantaran, konflik senjata di Ukraina sudah berlangsung lama. Dan saat ini kemungkinan Rusia banyak menanggung beban atas serangan militer khusus, termasuk legitmasi dari masyarakatnya.

BACA JUGA:   China dan Rusia Kembali Gelar Latihan Militer Gabungan

Sehingga keberadaan Indonesia dibutuhkan untuk menyelamatkan muka Rusia bila hendak menghentikan serangan. Demikian pun Ukraina yang menderita tragedi kemanusiaan akibat perang yang relatif lama.

Artikel Terkait