Syarat Makan Siang Gratis Anak untuk Capai Indonesia Emas 2045

FTNews – Program makan siang gratis bagi anak sekolah selain mempertimbangkan kelayakan gizi juga harus variatif, higienis dan ramah lingkungan.

Praktisi Kesehatan Masyarakat Ngabila Salama mengatakan, program ini sejatinya bukan untuk mencegah stunting pada anak sekolah. Tapi mencegah malnutrisi yang bisa mengancam kesehatan jangka panjang pada anak sekolah.

“Termasuk calon ibu (anak wanita), karena jika anemia kronis berpotensi melahirkan anak dengan gangguan gizi, pertumbuhan, perkembangan, termasuk stunting,” katanya di Jakarta, Kamis (29/2).

Menurutnya malnutrisi tidak hanya gizi kurang (underweight). Tetapi juga gizi berlebih (overweight). Bahkan obesitas yang dapat meningkatkan risiko hipertensi, DM, penyakit jantung, dan penyakit tidak menular lainnya.

Mengutip Menteri Kesehatan Budi G. Sadikin lanjutnya, jika anak sudah ditemukan stunting artinya stadium IV dan sudah terlambat. Stadium I: weight faltering (gagal tumbuh), II: gizi kurang, III: gizi buruk, dan IV: adalah stunting.

Kementerian Kesehatan memperkenalkan 5 cara mencegah stunting melalui ABCDE:

1. Aktif minum Tablet Tambah Darah (TTD)
2. Bumil teratur periksa kehamilan minimal 6 kali
3. Cukupi konsumsi protein hewani
4. Datang ke Posyandu setiap bulan
5. Eksklusif ASI 6 bulan

Menu Isi Piringku. Foto: Istimewa

Penting di Makan Siang Gratis

Terkait makan siang gratis Ngabila berpendapat harus mengacu pada konsep isi piringku. Setengah piring adalah sayur dan buah.

“Setengah piring lainnya karbohidrat dan lauk tinggi protein hewani. Karena anak masih dalam masa pertumbuhan perkembangan,” ucapnya.

Harapannya makan siang gratis bersama seluruh anak sekolah dapat menjadi budaya yang baik dimulai sejak kecil untuk makan makanan seimbang dan bergizi.

Apalagi Indonesia akan menyambut puncak bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045. Sehingga penting mendidik dan membiasakan anak-anak untuk hidup sehat.

BACA JUGA:   Im Siwan Donasi Ratusan Juta Rupiah untuk Korban Banjir Korea

“Makan adalah sebuah proses belajar dan perlu menjadi budaya yang terus dibiasakan sehari2. Jika dari kecil anak sukanya jajan, makanan pengawet akan kebiasaan sampai besar,” imbuhnya.

Ngabila pun memberi saran program makan siang gratis sebagai berikut :

1. Menu seimbang sesuai konsep isi piringku
2. Tinggi protein hewani
3. Ada sayur dan buah
4. Rendah kadar gula, garam, lemak
5. Tanpa MSG dan bahan pengawet (menggunakan bumbu/rempah alami)
6. Manfaatkan bahan pangan lokal alami
7. Variatif, menarik, higienis (untuk mencegah keracunan makanan / diare). Penyedia sudah mendapat sertifikat layak hygiene dr puskesmas /dinkes setempat.
8. Ramah lingkungan (tidak berkemasan plastik)
9. Harus habis dimakan di sekolah, tidak dibawa pulang karena bisa basi, di makan orang tua atau keluarga lain
10. Strong leadership at all level: koordinasi aktif dinas pendidikan melalui sekolah, puskesmas, dinas ketahanan pangan.

Perlu pula melibatkan ahli gizi di puskesmas dan masyarakat dalam penentuan menu, variasi, kalori, dan monitoring evaluasi program yang berjalan.

Artikel Terkait