Tahlilan 40 Hari Mpok Alpa Bikin Haru! Ribuan Doa Mengalir, Tapi Keluarga Pilih Batasi Tamu
Lifestyle
 260920258.jpeg)
Acara tahlilan 40 hari kepergian almarhumah Mpok Alpa berlangsung penuh haru dan doa. Keluarga, melalui Aji Darmaji, memilih membatasi jumlah tamu demi keamanan dan keterbatasan ruang, meski antusiasme masyarakat tetap tinggi.
Pembatasan Tamu dan Persiapan Acara
Presenter sekaligus komedian Mpok Alpa meninggal dunia (Instagram)
Baca Juga: Jadi Orang Tua Tunggal, Suami Almarhumah Mpok Alpa Aji Darmaji Curhat Perjuangan Besarkan Anak
Aji Darmaji menjelaskan, niat awal adalah mengadakan acara yang lebih intim bagi keluarga. Namun, banyak tetangga, saudara, dan kerabat tetap ingin hadir, sehingga pembatasan diterapkan.
"Enggak banyak persiapannya. Kita cuma siapkan buat tetangga, saudara, dan kerabat saja," ujar Aji.
Untuk menjaga kelancaran acara, 500 kupon khusus disiapkan, yang berfungsi sebagai tiket masuk sekaligus sarana distribusi sembako. Jumlah ini jauh lebih sedikit dibandingkan acara tahlilan 7 hari sebelumnya, yang disebut “meluber” karena banyaknya pelayat.
Kekhusyukan Doa Tetap Jadi Inti
aji darmaji ftnews (FTNews/Raka)
Meskipun sederhana, doa tetap menjadi fokus utama acara. Para jemaah bergantian membaca Surat Yasin dan melantunkan doa untuk almarhumah Mpok Alpa. Suasana haru begitu terasa, mencerminkan kasih sayang dan penghormatan terakhir dari keluarga serta kerabat.
Aji menekankan, pembatasan tamu bukan berarti menolak masyarakat. "Yang penting doa. Siapapun yang ingin mendoakan almarhumah, silakan," tegasnya, menyoroti bahwa dukungan spiritual bisa diberikan dari rumah masing-masing.
Semangat Kebersamaan di Tengah Kesederhanaan
Kepergian Mpok Alpa meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat. Meski acaranya lebih sederhana, kekuatan doa dan kebersamaan tetap terasa.
Setiap anggota keluarga saling menguatkan dan mengenang sosok Mpok Alpa, menunjukkan bahwa makna tahlilan bukan pada kemewahan, melainkan pada doa dan solidaritas.
Pembatasan jumlah tamu menjadi bentuk adaptasi keluarga dalam menghadapi situasi, sekaligus tetap menghormati masyarakat yang ingin turut mendoakan.