Takut Dimata-matai, Inggris Larang Kendaraan Listrik Buatan China di Area Militer

21 April, 2025 | 20:47:48

Chery J6 (Chery Indonesia)

Kemajuan teknologi pada kendaraan listrik terus meningkat, terutama dengan banyaknya sensor canggih yang ditanamkan. Namun, kecanggihan ini menimbulkan kekhawatiran terkait potensi pengumpulan data sensitif.

Kendaraan listrik masa kini dilengkapi dengan kamera, radar, dan perangkat lain yang secara teoritis dapat dimanfaatkan untuk mengakses informasi penting. Menyadari risiko ini, militer Inggris telah diam-diam mengeluarkan instruksi agar kendaraan listrik yang mengandung suku cadang buatan China tidak diparkir di dekat lokasi militer.

Pejabat militer pun disarankan untuk tidak membahas hal-hal sensitif di dalam mobil buatan China karena adanya kekhawatiran terhadap potensi penyadapan.

Chery J6. (Chery Indonesia)

Sesuai hukum di China, pemerintah setempat dapat mengakses data yang diperoleh dari sensor dan perangkat pada kendaraan listrik produksi dalam negeri. Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pejabat Inggris tentang kemungkinan data tersebut dimanfaatkan untuk tujuan intelijen.

Larangan ini tidak hanya berlaku pada merek mobil asal China seperti BYD, Great Wall Motors, MG, dan Omoda, namun juga mencakup semua kendaraan listrik yang menggunakan teknologi atau komponen dari China.

Menurut laporan The iPaper yang mengutip sumber internal, personel di pangkalan RAF Wyton di Cambridgeshire diminta untuk memarkir kendaraan dengan suku cadang China setidaknya dua mil dari fasilitas utama. Pembatasan serupa dilaporkan juga diberlakukan di wilayah latihan militer Salisbury Plain.

Walaupun belum diumumkan secara resmi, kebijakan ini telah disinggung dalam perbincangan parlemen. Lord Coaker dari Kementerian Pertahanan menyatakan bahwa pemerintah tengah bekerja sama lintas departemen untuk memahami dan meminimalkan ancaman terhadap keamanan nasional dari kendaraan listrik.

Ia menambahkan bahwa semua jenis kendaraan menjadi perhatian, bukan hanya buatan China, dan telah diterbitkan pedoman internal kepada para pengemudi serta penumpang. Namun, tidak ada larangan resmi yang diberlakukan secara nasional terhadap kendaraan buatan China. Beberapa unit militer, menurutnya, dapat menerapkan aturan lebih ketat tergantung pada sensitivitas lokasi masing-masing, namun rincian tidak dapat dibuka demi alasan keamanan.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan memberikan pernyataan umum tanpa mengonfirmasi atau membantah kebijakan tersebut. “Kami memiliki protokol keamanan yang ketat demi melindungi informasi sensitif,” demikian pernyataannya.

Neta X. (Neta Indonesia)

Alicia Kearns, Menteri Keamanan Bayangan dari Partai Konservatif, mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilainya kurang tegas. Ia mendorong pelarangan total kendaraan listrik China dari armada militer dan pemerintahan.

Perlu dicatat bahwa larangan semacam ini bukanlah hal baru. China sendiri dalam beberapa tahun terakhir telah membatasi penggunaan kendaraan Tesla oleh personel militer dan instansi pemerintah, dengan kekhawatiran bahwa data yang dikumpulkan oleh mobil-mobil tersebut dapat diakses oleh pemerintah AS.

Sumber: Carscoops.com

Topik Terkait: