Terjadi 114 Kasus Hepatitis Akut pada 18 Kabupaten/Kota di Jatim

Forumterkininews.id, Surabaya – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur saat ini tengah melakukan berbagai upaya dan tindakan untuk mewaspadai berkembangnya kasus hepatitis akut misterius di daerahnya.

Data pada Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR) Jatim menunjukkan adanya 114 kasus suspek hepatitis akut di 18 kabupaten/kota. Penyakit tersebut menyerang anak-anak berusia kurang dari 16 tahun.

Terkait kejadian tersebut Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengimbau seluruh masyarakat agar tidak panik dalam menghadapi potensi kritis yang disebabkan hepatitis akut tersebut.

Ia meminta masyarakat untuk tetap tenang tetapi sigap dan waspada melihat setiap gejala yang ditimbulkan.

“Untuk mencegah dan mengendalikan penularan hepatitis akut yang tidak diketahui penyebabnya di Jawa Timur, saya mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati namun tetap tenang,” tegasnya dalam keterangan pers, Kamis (6/5).

Baca Juga: Antisipasi Hepatitis Akut Misterius, KSP: Jangan Panik, Tetap Tenang

Eks Menteri Sosial itu menyebut, gejala klinis dari hepatitis akut ini antara lain nyeri perut bagian bawah, diare, muntah-muntah, serta peningkatan enzim hati.

“Maka semua orang, baik anak kecil maupun dewasa, harus punya awareness (kesadaran) akan bahaya penyakit ini. Kita juga wajib gercep (gerak cepat) melihat gejalanya. Karena semakin cepat ditangani, peluang untuk menghindari hal yang tidak diinginkan semakin besar,” ujar Khofifah.

Disebutkan Khofifah, hingga saat ini tidak ditemukan gejala demam dalam sebagian besar kasus penyakit tersebut. Meski begitu, ia mengingatkan agar tidak lengah jika ada warga masyarakat yang mengalami demam.

“Jangan anggap sepele gejala yang ada. Walaupun jarang ada pasien hepatitis akut ini yang menderita demam, tapi alangkah baiknya kalau masyarakat langsung memeriksakan diri ke faskes terdekat kalau sudah merasa tidak enak badan,” ujar Khofifah.

BACA JUGA:   Mirip Ebola, Virus Marburg Sudah Tewaskan 5 Orang di Tanzania

Selain itu, Politisi PKB itu juga menekankan pentingnya tindakan preventif dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta patuhi protokol kesehatan (prokes). Ia juga mengingatkan agar masyarakat menjaga satu sama lain dengan saling mengawasi.

“Tetap cuci tangan dengan sabun, memakan makanan bersih dan sehat, menjaga jarak, serta hindari menggunakan fasilitas atau barang yang sudah digunakan orang lain. Kira-kira hampir sama seperti saat kita prokes untuk menjaga diri dari Covid-19,” ucap Khofifah.

Gubernur perempuan pertama di Jatim itu menambahkan, agar warga harus saling jaga dan melihat satu sama lain. Orang dewasa mengawasi anak-anak dan yang muda juga menjaga yang tua.

“Pokoknya harus bersinergi karena sebelumnya sudah kita buktikan kalau akan lebih mudah melewati masa krisis jika kita saling menjaga bersama-sama,” imbuhnya.

Khofifah mengatakan pemerintah akan terus berusaha menangani situasi yang ada, dan semua pihak terkait akan mengambil peran menyelesaikan masalah ini.

“Insyaallah, pemerintah akan meningkatkan pelayanan fasilitas kesehatan yang bisa diakses semua orang. Tapi ini bukan hanya beban yang ada di dinas kesehatan ataupun turunannya, melainkan juga tanggung jawab gubernur serta bupati dan wali kota di Jatim serta seluruh elemen masyarakat untuk mencegah hepatitis akut jenis ini mewabah di Jatim,” pesan Khofifah.

Artikel Terkait