Terkait Perubahan Iklim, Bill Gates: AI adalah Jawabannya

FTNews – Pendiri dari perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, merupakan salah satu orang yang mendukung penggunaan teknologi artificial intelligence (AI). Bahkan, kali ini, ia berpendapat bahwa AI dapat menjadi jawabannya atas perubahan iklim yang terjadi pada planet Bumi saat ini. Meskipun teknologi tersebut membutuhkan energi yang sangat besar untuk menghidupkan pusat datanya.

Mengutip The Guardian, ia mengatakan bahwa AI dapat membantu negara-negara dalam mengurangi penggunaan energi, menjadi lebih kecil. Meskipun, berarti harus membangun pusat data yang lebih besar agar teknologi dan ketenagaan listrik yang lebih efisien.

Gates tidak khawatir akan dampak lingkungan terhadap pembangunan tersebut. Di mana, perkembangan teknologi ini juga dapat menyebabkan meningkatnya permintaan energi juga.

“Jangan berlebihan dalam hal ini. Pusat data, dalam kasus yang paling ekstrim, mengalami penambahan sebesar enam persen (dalam permintaan energi). Namun mungkin hanya dua persen hingga 2,5 persen. Pertanyaannya adalah, apakah AI akan mempercepat pengurangan emisi sebesar lebih dari enam persen? Dan jawabannya adalah, tentu saja,” ujarnya.

Emisi dari Pusat Data

Ilustrasi pusat data. Foto: canva

Berdasarkan data dari Goldman Sachs, AI chatbot seperti ChatGPT membutuhkan tenaga listrik sebesar 10 kali lipat daripada Google Search. Jika tren ini terus berlangsung, maka emisi karbon dari pusat data dapat bertambah dua kali lipat dalam rentang waktu 2022 dan 2030.

Berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA) pada tahun 2022, setidaknya pusat data membutuhkan tenaga listrik sebesar 240-340 tonWatt-hours (TWh). Setiap tahunnya, kebutuhan listrik  perusahaan-perusahaan teknologi juga mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut sebesar 20-40 persen setiap tahunnya.

Namun, Bill Gates tetap bersikukuh bahwa AI menjadi jawabannya untuk menangani perubahan iklim. Menurutnya, perusahaan-perusahaan teknologi ini akan menggunakan sumber energi bersih. “Perusahaan teknologi adalah pihak yang bersedia membayar lebih dan membantu meningkatkan kapasitas energi ramah lingkungan,” tambahnya.

BACA JUGA:   Eks Karyawan OpenSea Didakwa Lakukan Penipuan NFT

Mengapa AI?

Ilustrasi artificial intelligence (AI). Foto: canva

Sebuah jurnal bernama Nature Scientific Reports mengatakan bahwa AI berperan penting dalam mengurangi emisi. Mereka mengatakan bahwa sistem AI mengeluarkan CO2e antara 130 dan 1.500 kali lebih sedikit emisi daripada penulis manusia. Selain itu, sistem ilustrasi AI mengeluarkan CO2e per gambar antara 310 dan 2900 kali lebih sedikit dibandingkan sistem ilustrasi buatan manusia.

Namun, mereka juga mengutarakan kekhawatiran mereka terhadap penggunaan AI ini. “Seiring dengan semakin efisiennya teknologi AI, ada kemungkinan bahwa efisiensi tersebut akan menyebabkan peningkatan permintaan terhadap barang dan jasa yang diproduksi oleh AI. Yang dapat menyebabkan peningkatan lebih lanjut dalam penggunaan sumber daya dan polusi melalui efek balik (rebound effect),” tulis mereka.

Artikel Terkait