Tidak Hanya Alam, Budaya Pun Perlu Dikonservasi!

FTNews – Dalam debat capres kelima pada hari Minggu (4/2), salah satu topik yang menjadi bahan perdebatan adalah kebudayaan. Indonesia memang memiliki keanekaragaman budaya yang sangat tinggi dari Sabang hingga Merauke.

Setiap tahunnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mendaftarkan ratusan kebudayaan di Indonesia ke UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization). 

“Budaya adalah sangat penting. Budaya adalah karakter bangsa. Tanpa kita membanggakan, menghormati, melestarikan budaya kita sendiri, kita hilang jati diri kita sebagai bangsa,” ungkap Prabowo Subianto di Debat Capres kelima.

Mengenal Konservasi Budaya

Tarian Kecak sebagai warisan budaya tak benda Indonesia. Foto: canva

Mirip seperti konsep konservasi alam, konservasi budaya juga berfokus dalam perlindungan dan perawatan cagar budaya. Cagar budaya tersebut dapat meliputi karya seni, arsitektur, dan koleksi-koleksi museum. 

UNESCO mengadakan program ini agar dapat melindungi warisan budaya dari meningkatnya ancaman kepunahan budaya tersebut. Seni tradisional yang turun menurut dapat terputus dan punah apabila tidak adanya perlindungan.

Konservasi seni termasuk ke dalam warisan budaya takbenda. Warisan budaya yang sejalan dengan perjanjian internasional tentang HAM dan memenuhi persyaratan saling menghormati antar masyarakat dan pembangunan berkelanjutan.

Data dari Direktorat Jenderal Kebudayaan mengatakan bahwa Indonesia sudah mencatatkan warisan budaya takbenda ke UNESCO pada 2022 sebanyak 4.760 kebudayaan.

“Pemerintah harus tidak ragu-ragu dan pemerintah harus berani untuk turun tangan. Menjaga situs-situs, membantu museum-museum, membantu istana-istana sultan-sultan kita yang banyak sudah mau roboh,” ungkap calon presiden nomor urut 2.

“Ini harus kita bantu, ini warisan budaya, warisan sejarah kita. Hal-hal seperti itu harus kita perhatikan,” lanjut Prabowo.

Sayangnya, tidak semua kebudayaan di Indonesia bisa terselamatkan. Kepunahan budaya ini adalah salah satu dampak dari globalisasi yang terjadi di dunia.

BACA JUGA:   RUU PPRT Diharapkan Masuk Prolegnas Prioritas 2023

Masyarakat banyak yang meninggalkan kebudayaan-kebudayaan tersebut hingga tidak ada seorangpun yang menggunakan atau mewariskan budaya tersebut. Tentu ini bukanlah sesuatu yang masyarakat Indonesia inginkan.

Sebagai contoh, berdasarkan data milik Ethnologue, Indonesia memiliki sebanyak 704 macam bahasa. Saat ini, sebanyak 436 bahasa terancam punah dan sudah sebanyak 14 bahasa yang sudah punah.

Penyebab hal ini karena tidak adanya anak-anak yang menggunakan bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga, tidak ada anak-anak yang mengerti dan meneruskan bahasa tersebut.

Artikel Terkait