Tingkatkan Imunitas, Berapa Jam Tidur Ideal Orang Dewasa?

FTNews – Dunia baru saja memperingati hari tidur, Jumat (15/3). Tidur bukan sekadar aktivitas mengistirahatkan tubuh. Tidur berkualitas juga mampu meningkatkan imunitas dan kekebalan tubuh untuk mencegah penyakit.

Praktisi kesehatan masyarakat dokter Ngabila Salama mengatakan, tidur nyenyak dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dengan produksi sel T dan sel darah putih.

“Keduanya memainkan peran penting dalam respons sistem kekebalan terhadap virus,” katanya di Jakarta, Sabtu (16/3).

Selain itu, tidur juga menurunkan produksi hormon stres yang menghambat kemampuan sel T untuk membunuh patogen.

Lalu tidur cukup 7-9 jam sehari dapat memproduksi protein tinggi yang berperan dalam respons kekebalan tubuh. Membantu pelepasan dan produksi sitokin untuk membunuh berbagai kuman penyakit (antigen) dengan cepat.

“Juga meningkatkan respons sel memori imunitas/antibodi baik alamiah atau didapat dari vaksinasi. Bahkan bisa meningkatkan sampai 2 kali lipat pascavaksinasi, untuk efektivitas melawan kuman dengan baik,” tuturnya.

Sebaliknya kalau kurang tidur akan menurunkan efektivitas vaksin atau antibodi dalam melawan kuman.

Ngabila menambahkan, selama Ramadan usahakan bisa tidur minimal tujuh jam dalam sehari.

“Bisa jam 21.00-04.00. Atau jika terbangun di malam hari upayakan tidur lebih awal jam 20.00-02.00 lalu sempatkan tidur tambahan 1 jam sesudah sahur atau salat subuh,” imbuhnya.

Ilustrasi begadang dan tidur larut malam. Foto: Freepik

Bahaya Kurang Tidur

Kurang tidur satu hingga dua jam saja bisa memengaruhi suasana hati dan kesehatan fisik kita. Biasanya, orang yang kurang tidur bisa mengalami gejala sulit konsentrasi, pikun, kehilangan motivasi, temperamen dan mengantuk sepanjang hari.

Melansir Kementerian Kesehatan, dalam jangka panjang, kurang tidur bisa memicu penyakit kronis seperti diabetes, gangguan jantung, tekanan darah tinggi, dan obesitas.

Bahkan, kurang tidur bisa memicu depresi dan penurunan sistem imun. Beberapa riset menunjukkan bahwa pola tidur kita berpengaruh pada kadar gula darah, hormon yang mengontrol nafsu makan, bahkan persepsi otak akan makanan berkalori tinggi.

BACA JUGA:   Java Jazz 2023: Joey Alexander Sukses Hipnotis Penonton

Sebuah penelitian berskala kecil yang dimuat dalam jurnal The Annals of Internal Medicine menambahkan bukti, terutama pada level seluler. Kurang tidur ternyata mengurangi kemampuan sel lemak untuk merespon insulin, hormon yang mengatur metabolisme dan berperan besar pada diabetes.

Artikel Terkait