Total 63 Jurnalis Tewas Sejak Konflik 7 Oktober di Gaza

FTNews, Gaza- Konflik Israel dan Palestina di Jaur Gaza telah menimbulkan banyak korban jiwa. Mereka yang tewas termasuk para jurnalis yang bertugas  sejak 7 Oktober lalu.

Committee to Protect Journalist (CPJ) sedang menyelidiki semua laporan mengenai jurnalis dan pekerja media yang terbunuh, terluka, atau hilang dalam perang tersebut. Yang  merupakan bulan paling mematikan bagi jurnalis sejak CPJ mulai mengumpulkan data pada tahun 1992.

Pada tanggal 7 Desember, penyelidikan awal CPJ menunjukkan setidaknya 63 jurnalis dan pekerja media termasuk di antara lebih dari 17.000 orang yang terbunuh sejak perang dimulai pada tanggal 7 Oktober. Dengan lebih dari 16.000 warga Palestina tewas di Gaza dan Tepi Barat serta 1.200 tewas di Israel.

Hari paling mematikan dalam perang yang mengakibatkan kematian jurnalis adalah hari pertama, 7 Oktober, dengan enam jurnalis terbunuh. Kemudian hari paling mematikan kedua terjadi pada 18 November, dengan lima orang tewas.

(Foto: Jacobin)

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan kepada Reuters dan kantor berita Agence France Press bahwa mereka tidak dapat menjamin keselamatan jurnalis mereka yang beroperasi di Jalur Gaza. Setelah mereka mencari jaminan bahwa jurnalis mereka tidak akan menjadi sasaran serangan Israel, Reuters melaporkan pada 27 Oktober.

63 Jurnalis Tewas

Jurnalis di Gaza menghadapi risiko yang sangat tinggi ketika mereka mencoba untuk meliput konflik selama serangan darat Israel. Termasuk serangan udara Israel yang menghancurkan, gangguan komunikasi, kekurangan pasokan dan pemadaman listrik yang luas.

Pada tanggal 7 Desember, 63 jurnalis dan pekerja media dipastikan tewas. Dengan 56 warga Palestina, 4 warga Israel, dan 3 warga Lebanon.

11 jurnalis dilaporkan terluka, 3 jurnalis dilaporkan hilang dan 19 jurnalis dilaporkan ditangkap.

CPJ juga menyelidiki sejumlah laporan yang belum dapat dikonfirmasi mengenai jurnalis lain yang terbunuh, hilang, ditahan, disakiti, atau diancam. Serta mengenai kerusakan pada kantor media dan rumah jurnalis.

BACA JUGA:   Dubes Rusia untuk Polandia Disiram Cat Merah oleh Pengunjuk Rasa

“CPJ menekankan bahwa jurnalis adalah warga sipil yang melakukan pekerjaan penting selama masa krisis dan tidak boleh menjadi sasaran pihak-pihak yang bertikai,” kata Sherif Mansour, koordinator program CPJ di Timur Tengah dan Afrika Utara.

(Serangan Israel di Palestina/Aljazeera)

Sementara itu, masyarakat di Gaza kini telah menanggung dan terus menanggung kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mereka juga menghadapi ancaman yang sangat besar.

Banyak di antara mereka yang kehilangan rekan kerja, keluarga, dan fasilitas media, serta melarikan diri untuk mencari keselamatan ketika tidak ada tempat berlindung atau jalan keluar yang aman.

Artikel Terkait