Tradisi Unik Sambut Ramadan di Tangerang: Warga Keramas Bareng di Sungai Cisadane
Banten

Indonesia dikenal memiliki banyak trandisi unik tentang berbagai hal. Tak kecuali dalam menyambut Ramadan. Di Kota Tangerang pun memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut Ramadan, yakni keramas bareng di Sungai Cisadane.
Tradisi ini bermakna kebersihan dan keharmonisan dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Salah satu yang terpantau menjalankan tradisi itu adalah warga RW 02, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kamis (27/2/2025). Menurut mereka Keramas Bareng di Sungai Cisadane sudah menjadi bagian dari budaya local yang dijalankan sejak lama.
Baca Juga: BRT Tayo Kota Tangerang Layani 18.681 Penumpang Selama Libur Lebaran
Ratusan warga dari berbagai usia berkumpul di Kampung Bekelir dengan semangat kebersamaan melakukan keramas bareng. Mereka membawa sampo, kemudian bersama-sama membersihkan diri dengan nyebur atau menggunakan gayung ke Sungai Cisadane.
Lurah Babakan M. Ali Furqon mengungkapkan, Keramas Bareng adalah tradisi yang sudah mengakar di masyarakat Kota Tangerang. Yakni, tradisi yang diwariskan oleh leluhur dalam menyambut Ramadan.
Aktivitas ini menjadi simbol kebersihan dan persiapan diri yang menyeluruh menjelang Ramadan dan juga untuk membangun keharmonisan masyarakat.
Baca Juga: Jelang POPDA XI Banten: Pemkot Tangerang Target Sabet Juara Umum
“Selain untuk menyambut Ramadan, tradisi Keramas Bareng memiliki nilai-nilai moral seperti menyucikan diri, jiwa dan fisik umat muslim sebelum menjalani ibadah puasa,” jelas Ali Furqon, dilansir tangerang.go.id
Ia pun menjelaskan, Keramas Bareng di Sungai Cisadane tengah diajukan Pemkot Tangerang melalui Disbudpar Kota Tangerang sebagai Warisan Budaya Tak Benda kepada Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.
“Semoga dengan terus dilestarikan oleh warganya, Keramas Bareng dapat segera ditetapkan sebagai WBTb Kota Tangerang. Karena memang, ini adalah tradisi dan budaya sebagai salah satu keunikan dan ciri khas dari Kota Tangerang sebagai momen kebersamaan jelang Ramadan yang sudah mengakar,” katanya.
Sementara itu, Dayat dengan kedua anaknya menyatakan senang dan antusias mengikuti kegiatan Keramas Bareng yang selalu ia ikuti disetiap tahunnya. Tradisi yang dipercaya dapat membangun semangat kebersamaan dan membersihkan diri untuk menjalani bulan suci Ramadan dengan kebersihan diri dan hati.
“Tradisi ini sudah saya ikuti sejak saya kecil dan saat ini setiap tahun saya kenalkan kepada dua anak laki-laki saya. Diharapkan, kedua anak ini bisa menjadi pewasris yang melanjutkan tradisi Keramas Bareng di Sungai Cisadane ke anak dan cucu mereka,” seru Dayat.***