Forumterkininews.id, Kiev – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengaku belum bisa memverifikasi tuduhan Kiev bahwa Rusia mencuri dan mengekspor gandum Ukraina. Juru bicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric mengatakan, otoritas di Sekjen PBB dan WFP belum mengantongi informasi kredibel perihal ini.
“Kami telah melihat laporan sejumlah media. Kami sedang menggandeng mitra kami di WFP. Mereka melihat segala tuduhan ini tidak terverifikasi. Saya rasa WFP dan kita semua telah menyarankan adanya pergerakan bagi bahan makanan dari Laut Hitam untuk memastikan kebutuhan masyarakat di dunia terpenuhi,” demikian keterangan PBB.
Ukraina telah berulang kali menuduh Moskow mencuri stok gandum di tengah konflik yang sedang berlangsung sejak akhir Februari lalu.
Rusia menyangkal tuduhan tersebut dengan menyebut sudah memastikan keamanan jalur pelayaran agar kapal-kapal pembawa gandum bisa berlayar dari pelabuhan-pelabuhan. Moskow berkeras, gangguan pengiriman gandum akibat ulah Kiev sendiri dan penambangan jalur pantai oleh militer Ukraina.
Tudingan Ukraina
Sebelumnya, Wakil kepala serikat produsen pertanian Ukraina UAC, Denys Marchuk menyebut Rusia telah mencuri sekitar 600 ribu ton gandum dari wilayah pendudukan Ukraina dan mengekspor sebagian lainnya. Melansir Reuters, pernyataan itu disampaikan Marchuk kepada televisi Ukraina, Rabu (8/6).
“Sampai saat ini, sekitar 600 ribu ton telah dicuri dari perusahaan pertanian dan dibawa ke wilayah semenanjung Krimea yang diduduki Rudian. Selanjutnya dari sana dipindahkan ke pelabuhan Sevastopol. Kemudian kapal pergi ke Timur Tengah,” ujar Marchuk.
Katanya, Ukraina akan menuntut Rusia memberikan kompensasi atas pencurian gandum dan perusakan properti petani itu.
“ 100 ribu ton gandum telah dikirim ke Suriah, menurut bukti yang direkam oleh Amerika Serikat”.
Marchuk tidak memberikan detail tambahan, sementara Reuters tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.
Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum terbesar di dunia, dan negara-negara Barat menuduh Rusia menciptakan risiko kelaparan global dengan menutup pelabuhan Ukraina yang terletak di Laut Hitam. Di lain pihak, Rusia menyangkal bertanggung jawab atas krisis pangan internasional dan justru menyalahkan sanksi Barat.
