Upanat, Alas Kaki yang Wajib Pengunjung Pakai di Borobudur

FTNews, Jakarta – Pengunjung Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah wajib menggunakan alas kaki khusus Upanat saat mendaki candi bermaterial batu ini. Aturan ini bukan tanpa alasan kuat. Menjaga kelestarian candi adalah misi utama pemberlakuan aturan ini.

Upanat Borobudur adalah sandal khusus untuk menaiki struktur Candi Borobudur sebagai upaya pelestarian untuk meminimalisir terjadinya keausan batu tangga.

Pemilihan kata “upanat” yang memiliki arti “alas kaki” merupakan aktualisasi dari Relief Karmawibhangga panel 150 pada Candi Borobudur.

Balai Konservasi Borobudur sebagai unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) telah melakukan kajian khusus dan uji coba terhadap penggunaan upanat di Candi Borobudur.

Sejarawan Indonesia Asep Kambali mengapresiasi inisiasi Kemenparekraf ini. Apalagi Candi Borobudur adalah world heritage side atau situs warisan dunia. Tidak hanya milik Indonesia tetapi juga menjadi kebanggaan dunia.

“Gelar ini sudah disematkan sejak tahun 1991. Sampai hari ini kita memiliki kebanggaan itu. Oleh karena itu kita memiliki tanggung jawab besar untuk menjaganya,” katanya kepada FTNews, di Jakarta, Senin (11/12).

Menurut Asep, alas kaki yang berbeda-beda terbukti menyebabkan keausan karena faktor tekanan. Jadi memang upaya meminimalisir keausan itu dengan menggunakan alas kaki tersebut.

Selain menjaga kelestarian candi, kehadiran upanat juga mendongkrak ekonomi usaha mikro kecil menengah sebagai pengrajinnya.

“Ini ada upaya berkelanjutan sustainable tourism yang sangat baik di sana,” imbuh Asep.

Pemilihan upanat bukan tanpa alasan. Asep menjelaskan sandal khusus anyaman daun pandan ini harapannya melindungi dan meminimalisir gesekan tangga dan lantai baru adesit dari candi ini.

“Jangankan manusia yang berat, tetesan air bertahun-tahun saja akan menyebabkan ceruk di batu,” ucapnya.

BACA JUGA:   Mutasi Besar Pejabat Utama Polda Metro: Wakapolda Jadi Kapolda Banten

Apalagi pengunjung Candi Borobudur mencapai ribuan orang. Tentu akan membuat keausan baru.

Upanat, sandal yang wajib pengunjung pakai di Borobudur. Foto: Istimewa

Status Warisan Dunia Bisa Dicabut

Pendiri Komunitas Historia Indonesia ini menambahkan, Candi Borobudur adalah bukti peninggalan sejarah bangsa. Usianya ribuan tahun.

Bukti-bukti sejarah tidak hanya bangunan, prasasti tetapi ada juga tulisan di kertas, daun , kayu dan material lainnya. Melindunginya dari kerusakan sangat penting, termasuk tidak menyentuhkan langsung.

“Sebab ketika kita berkeringat, tangan kita mengandung garam. Lalu garam jika bertemu dengan logam akan korosi,” katanya.

Sentuhan manusia baik sengaja ataupun tidak secara lama kelamaan sebabkan kerusakan, perubahan warna dan  bentuk pada benda bersejarah.

Kerusakan pada situs sejarah bisa membuat UNESCO mencabut kembali status warisan dunia tersebut. “Kita harus menjaga dan pemerintah sudah menerapkan aturannya,” tandasnya.

Upanat Barabudur merupakan alas kaki yang terbuat dari anyaman daun pandan. Dari hasil kajian tim Candi Borobudur penggunaan sandal khusus untuk naik ke Candi Borobudur dapat berpengaruh pada upaya mencegah peningkatan tingkat keausan batu candi. Khususnya pada bagian batu tangga dan batu lantai.

Dari hasil uji gesekan, jenis material bahan spon ati dengan tingkat kekerasan yang lebih rendah dibandingkan jenis spon batu, mempunyai dampak keausan yang rendah.

Artikel Terkait