UU Tentang AI di EU akan Hambat Perkembangan AI?

FTNews – Pada Selasa (21/5), Uni Eropa (EU) meresmikan Undang-undang (UU) tentang artificial intelligence (AI). UU tersebut akan mengatur penggunaan teknologi ini agar masyarakat tidak terjebak di dalam potensi penyalahgunaannya. Namun, ada yang beranggapan bahwa UU ini akan hambat perkembangan AI.

Dalam konferensi VivaTech, di mana para petinggi di bidang teknologi hadir ke dalam acara tersebut. Salah satunya, Kepala AI Meta, Yann LeCun, menaruh tanda tanya besar dalam peraturan ini. “Mengapa penelitian dan pengembangan AI harus diregulasikan?” ucapnya, mengutip dari CNN.

“Terdapat klausul di dalam UU tentang AI dan dan berbagai pasal lainnya yang mengatur penelitian dan pengembangan. Menurut saya, itu bukanlah ide yang bagus,” jabarnya.

LeCun, yang merupakan salah satu “bapak dari AI”, mengatakan bahwa kekhawatiran AI akan melampaui kecerdasan manusia tidaklah benar. “Saya tidak percaya (AI) berada di kapasitas tersebut. Saya pikir AI tidak berbahaya, terutama saat ini,” lanjutnya.

Ia mengatakan bahwa sistem AI akan menjadi lebih pintar di masa depan. Tetapi, tentu mereka akan membangun jaminan agar teknologi ini tidak melenceng.

“Mencoba mencari cara untuk membuat sistem AI super cerdas di masa depan menjadi aman seperti bertanya pada tahun 1925. ‘Bagaimana kita membuat transportasi udara aman?’ Dan transportasi udara belum ada,” ungkap pria berkewarganegaraan Amerika Serikat-Prancis ini.

Fokus ke Pengaplikasiannya

Ilustrasi artificial intelligence (AI). Foto: canva

Selain itu, Kepala Teknologi dari Amazon, Werner Vogels, juga menggaungkan hal yang sama dengan LeCun. Ia merasa dengan adanya regulasi ini, dapat menghambat inovasi di dalam beberapa area.

Menurutnya, daripada memikirkan risikonya, pemerintah seharusnya membuat regulasi untuk pengaplikasiannya. Sebagai contoh, pengaplikasiannya pada bidang kesehatan atau jasa keuangan. Sehingga, aturan-aturan tersebut tidak hambat perkembangan AI.

BACA JUGA:   Inggris Akan Kriminalisasi Konten Seksual Hasil “Deepfake”

“Ada banyak bidang yang menurut saya risikonya minimal dan kita harus membiarkan inovasi berjalan di sana,” ujar Vogels. Ia juga menegaskan, di mana penyalahgunaan dapat memberikan dampak lebih besar terhadap kehidupan masyarakat, risiko harus dikelola “secara unik untuk wilayah tersebut.”

Namun, ia tetap mendukung hadirnya regulasi tersebut dan sejalan dengan tujuan dari hadirnya UU tentang AI ini. Namun, ia mewanti-wanti agar EU tidak terlalu mengekang pengembangan AI.

Artikel Terkait

Live Streaming di Indonesia, Youtuber IShowSpeed Sampai Dibikin Nangis!

FT News - Seorang Youtuber asal Amerika Serikat (AS), IShowSpeed,...

Respon Polos Orang Indonesia saat Bertemu Youtuber Speed: Dia Siapa?

FT News - Youtuber Speed atau IShowSpeed sedang berkunjung...

Patch Update Wasteland Storm di Garena Undawn Bakal Hadir 19 September

Garena Undawn akan merilis pembaruan patch update Wasteland Storm...

Cek Nomor HP, Ada Aplikasi Selain GetContact

FT News – Akun Fufufafa semakin ramai diperbincangkan oleh...