Waspada! Kandungan Kimia Berbahaya dalam Obat Nyamuk 

Forumterkininews.id, Jakarta – Beberapa waktu belakangan Jakarta mengalami peningkatan jumlah nyamuk. Peningkatan ini membuat masyarakat menggunakan obat nyamuk agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat.

Namun demikian, masyarakat perlu waspada dengan bahan kimia yang terkandung dalam obat nyamuk. Ketua Perhimpunan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI), dr. Eddy, MS (OH) mengimbau masyarakat senantiasa waspada akan risiko masalah kesehatan akibat obat nyamuk..

“Bagaimanapun lebih baik cek bahan aktif yang ada di dalam semua obat nyamuk, cek MSDS-nya (lembar keselamatan bahan) dari situ kita bisa cek ini sebenarnya mengandung bahan aktifnya apa,” ujar Eddy, dikutip Antara Selasa (15/8).

Eddy menekankan bahwa senyawa bersifat karsinogenik yang menjadi pemicu dari penyakit kanker. 

“Kalau mengandung bahan karsinogenik lebih baik, walaupun jumlahnya sedikit, kita hindari itu. Gak perlu dosisnya berapa, kalau kanker bisa sekali kena ya kena,” kata Eddy.

Eddy mengingatkan pada masyarakat agar senantiasa berhati-hati dan selalu memerikan nilai ambang batas (NAB) dari bahan kimia pada obat nyamuk.

“Kalau memang dia non-karsinogenik dilihat NAB-nya, berapa NAB-nya, kandungannya (bahan kimia) berapa, kalau rasanya kecil ya no problem tapi kalau cukup besar hati-hati,” kata Eddy.

Kemudian, Eddy juga mengimbau masyarakat terkait kandungan  bahan kimia beracun pada obat nyamuk cair. Bila kandungan itu sampai masuk tubuh dapat menyebabkan gangguan saraf dan penyumbatan pada otot pernapasan hingga berujung kepada kematian.

“Kalau tidak sengaja terminum, obat nyamuk cair akan cukup bahaya bisa menyebabkan gangguan saraf, mem-block otot-otot pernapasan kita sehingga bisa muntah-muntah dan sebagainya akhirnya gak bisa nafas lalu meninggal,” tutur Eddy.

Informasi kandungan bahan kimia pada obat nyamuk dapat dilihat pada pada lembar keselamatan bahan material safety data sheet (MSDS). Lembar tersebut berisi informasi, seperti sifat fisik dan atau kimia dari obat nyamuk tersebut. Lalu, data reaktivitas, bahaya terhadap kesehatan, hingga prosedur pemakaian dan penanganan.

Artikel Terkait