Waspada, Sederat Jajanan Ini Mengandung Lemak Trans Tinggi

FTNews - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap, sederet jajanan di Indonesia mengandung lemak trans tinggi. Jajanan mengandung lemak trans tinggi ini tentu membahayakan kesehatan.

Dalam temuannya itu, WHO mengungkap lemak trans pada makanan di Indonesia melebihi ambang batas maksimal.

“Temuannya menunjukkan bahwa hampir 10 persen sampel mengandung lemak trans melebihi ambang batas yang direkomendasikan WHO. Yakni kurang dari 2 g/100g total lemak,” ucap dr Lubna Bhatti, Team Lead NCDs and Healthier Population, WHO Indonesia.

WHO menyebut, kadar lemak trans tinggi ini banyak mereka temukan pada jajanan seperti biskuit, wafer, produk roti, martabak, roti maryam, jajanan kaki lima dan jajanan kekinian.

Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono mengimbau industri makanan membatasi penggunaan lemak trans pada makanan. Sebab, menurutnya, lemak trans dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat dalam darah, yakni low density lipoprotein (LDL).

Dante menyebut, data lemak trans pada produk pangan di Indonesia memang masih terbilang minim. Pihaknya pun berencana menerapkan regulasi pembatasan lemak trans dalam industri makanan dan jajanan yang beredar di Indonesia. Hal ini sesuai dengan yang WHO rekomendasikan.

Regulasi ini lanjutnya bertujuan untuk mengurangi angka kematian akibat penyakit tidak menular seperti penyakit jantung.

“Dengan begitu, maka kita menurunkan angka kematian akibat penyakit kardiovaskular. Dengan membuat regulasi ini masyarakat akan lebih sehat,” kata Dante di Jakarta, Selasa (7/5).

Jajanan dengan kandungan lemak trans tinggi. Foto: HonestDoc

Lemak Sehat

Lewat keterangannya itu, Dante memang belum memberikan informasi lebih lanjut terkait kapan regulasi itu diterapkan. Sambil pematangan regulasi, pihaknya juga akan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk mengonsumsi lemak yang lebih sehat.

Sebelumnya, WHO Indonesia pada tahun 2023 melakukan penelitian di Jakarta dan Bogor untuk mengetahui jenis makanan yang mengandung lemak trans dan kadarnya. Penelitian tersebut menggunakan 130 sampel dari empat kategori makanan yang diuji di laboratorium.

BACA JUGA:   Hati-hati! Polusi Udara Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental

Kategori pertama adalah lemak dan minyak (minyak goreng, minyak salad, lemak kue, shortening, hingga ghee). Kemudian kategori kedua adalah margarin dan selai seperti selai kacang, kategori ketiga berasal dari makanan kemasan, seperti biskuit, kukis, wafer, kue tar, hingga roti. Serta kategori terakhir berasal dari makanan siap saji, seperti gorengan hingga roti.

Dari penelitian tersebut ditemukan 11 dari 130 sampel atau sekitar 8,46 persen mengandung lemak trans lebih dari dua persen total lemak, melebihi rekomendasi WHO.

Artikel Terkait