WHO: Lebih dari 1.000 Kasus Cacar Monyet Telah Dilaporkan

Forumterkininews.id, Jenewa – Lebih dari 1.000 kasus cacar monyet dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kasus-kasus tersebut tercatat menyebar di luar negara-negara Afrika.

Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, risiko cacar monyet berkembang di negara-negara non endemik. Tapi hal tersebut bisa dicegah.

Sebanyak 29 negara telah melaporkan kasus cacar monyet dalam wabah saat ini, yang dimulai pada Mei. Tidak ada negara yang melaporkan kematian.

“Sangat disayangkan cerminan dunia tempat kita hidup saat ini masyarakat internasional baru memperhatikan cacar monyet karena telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi,” katanya Dalam konferensi pers di Jenewa, Rabu, (8/6), seperti dikutip Reuters via Antara.

Tedros mengatakan wabah itu menunjukkan tanda-tanda penularan komunitas di beberapa negara. WHO merekomendasikan orang yang terinfeksi cacar monyet agar mengisolasi diri di rumah.

Pimpinan teknis WHO untuk cacar monyet Rosamund Lewis mengatakan bahwa kontak dekat antar individu adalah cara utama penyebaran penyakit tersebut, meskipun dia menambahkan bahwa risiko penularan melalui udara belum sepenuhnya diketahui.

Petugas kesehatan yang merawat pasien cacar monyet harus memakai masker, kata dia.

Kasus masih didominasi pria yang berhubungan seks dengan pria, kata WHO, meskipun kasus pada perempuan juga telah dilaporkan.

Badan PBB bekerja dengan organisasi termasuk UN AIDS dan kelompok masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan menghentikan penularan. Vaksinasi untuk petugas kesehatan atau orang yang berkontak dekat dengan penderita, dapat dipertimbangkan untuk beberapa negara, kata WHO.

Vaksin yang digunakan dirancang untuk melawan cacar—virus terkait yang lebih berbahaya yang dibasmi dunia pada tahun 1980—tetapi juga berfungsi untuk melindungi dari cacar monyet.

Pejabat senior WHO Sylvie Briand mengatakan badan tersebut menilai potensi vaksin cacar yang ditimbun dan menghubungi produsen serta negara-negara yang sebelumnya telah menjanjikan vaksin.

Artikel Terkait