Yuk, Kenali Sistem Penting dalam Keselamatan Kereta Api!

FTNews – Kereta api adalah salah satu metode transportasi terkenal di Indonesia. Berbeda dengan mobil, kereta api berjalan menggunakan rel. 

Karena menggunakan rel, maka kereta tidak dapat berpindah jalur secara leluasa. Oleh sebab, itu kereta api memiliki sebuah sistem bernama Centralized Railway Traffic Control (CTC). Sistem ini berfungsi untuk mengendalikan lalu lintas perjalanan kereta api secara terpusat.

Melansir dari itb.ac.id, sistem persinyalan ini untuk menjamin keselamatan perjalanan kereta api dari satu stasiun ke stasiun lain.

“Jadi Centralized Railway Traffic Control System adalah sebuah sistem untuk mengontrol sistem persinyalan dalam kereta api,” ujar Agung Prasdianto, S.T. yang juga merupakan Interlocking Software Engineer dari PT LEN Railway System.

Perangkat-perangkat seperti sinyal wesel, pendeteksi keberadaan kereta api, meja pelayanan operator, dan pesawat blok saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lain. Perangkat-perangkat tersebut diatur oleh sebuah sistem yang bernama sistem interlocking.

“Kereta tidak bisa berhenti begitu saja karena diperlukan perlambatan dari jarak yang cukup jauh untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang. Untuk mengamankan perjalanan kereta api tidak terjadi kecelakaan, dibutuhkan perangkat sinyal,” papar Agung.

Kereta api di Indonesia menggunakan tiga jenis perangkat sinyal dalam operasionalnya. Terdapat tuas mekanik, local control panel, dan visual display unit. Alat-alat ini juga memerlukan operator dalam pengoperasiannya.

Selain itu, terdapat juga alat seperti axle counter dan track circuit. Axle counter akan bertugas untuk menghitung roda yang lewat bersama sebuah alat bernama evaluator. Lalu, alat-alat sensor tersebut terkoneksi dalam interlocking system.

Sistem interlocking sendiri terbagi menjadi dua, yaitu elektrik dan mekanik. Secara elektrik, terdapat berbagai komponen di dalamnya yang akan mengontrol dan mengoperasikan sistem.

“Technician terminal bisa dibilang black box-nya kereta yang merekam semua kerja sinyal dan bisa melihat kejadian yang sudah terjadi sebelumnya. Technician terminal juga dapat mencatat kapan saja alarm nyala dan kapan saja ada gangguan,” jelas Agung.