Lifestyle

11 Tradisi Maulid Nabi di Indonesia yang Bikin Takjub dari Gunungan Keraton hingga Larung Kembang

05 September 2025 | 07:25 WIB
11 Tradisi Maulid Nabi di Indonesia yang Bikin Takjub dari Gunungan Keraton hingga Larung Kembang
Peringatan Maulid Nabi yang diadakan oleh Majelis Rasulullah. [Instagram]

Setiap tahun, saat bulan Rabiul Awal tiba, umat Muslim di seluruh dunia menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, mengenang kelahiran sang junjungan.

rb-1

Di Indonesia, peringatan ini tidak hanya sarat makna religius, tetapi juga penuh warna dan tradisi lokal, di mana syiar agama berpadu harmonis dengan kearifan budaya setempat.

Baca Juga: 4 Amalan Sunah di Rabiul Awal, Bulan Kelahiran Nabi Muhammad SAW

rb-3

Dari ritual sakral hingga pesta rakyat, masyarakat Nusantara menunjukkan cara unik mereka menghidupkan semangat Maulid.

Ilustrasi Maulid NabiIlustrasi Maulid Nabi

1. Tradisi Keraton: Grebeg Maulud di Yogyakarta & Surakarta

Di Keraton Yogyakarta dan Surakarta, puncak perayaan adalah prosesi arak-arakan “gunungan” tumpukan hasil bumi dan makanan tradisional yang didoakan sebelum dibagikan kepada warga. Tradisi ini melambangkan kemurahan hati raja dan keberkahan bagi masyarakat.

Baca Juga: Keutamaan Bulan Rabiul Awal dan Amalan yang Dianjurkan untuk Umat Islam

2. Perayaan Anak dan Sedekah: Dari Baayun Maulid hingga Bungo Lado

  • Baayun Maulid (Kalimantan Selatan): Masyarakat Banjar mengayun bayi dan anak kecil dalam buaian cantik sambil melantunkan syair Maulid, menanamkan nilai Islam sejak dini.

  • Bungo Lado (Sumatera Barat): Warga Padang Pariaman membuat “pohon uang” dihiasi lembaran rupiah yang diarak ke masjid atau surau, simbol sedekah dan kepedulian sosial.

3. Tradisi Gotong Royong dan Arak-arakan: Dari Endog-endogan hingga Kirab Panjang Jimat

Gunungan MaulidGunungan Maulid

  • Endog-endogan (Banyuwangi): Telur rebus dihias warna-warni dan ditancapkan pada bambu, lalu dibagikan kepada hadirin, menyebarkan kegembiraan dan berkah.

  • Kuah Beulangong (Aceh): Kari daging sapi atau kambing dimasak dalam kuali besar dan dibagikan secara gotong royong, mempererat tali silaturahmi.

  • Ampyang Maulid (Kudus): Tandu dihias ampyang, nasi kepel, buah, dan hasil bumi diarak keliling desa sebagai simbol rezeki bersama.

  • Walima (Gorontalo): Kue tradisional diarak dari rumah ke masjid sebagai wujud syukur.

  • Muludhan (Jawa Timur): Tumpeng dihias buah-buahan ditusuk lidi dan dibawa ke masjid atau musala untuk dibagikan.

  • Kirab Panjang Jimat (Cirebon): Arak-arakan benda pusaka keraton diiringi doa dan musik tradisional, ribuan orang hadir berharap memperoleh berkah.

  • Ngelarung Kembang (Utara Jawa): Sesaji atau kembang dilarung ke laut setelah membaca salawat, sebagai bentuk syukur dan harapan.

  • Gerebek Syawal / Panjang Jimat Kecil: Versi skala kecil dari Grebeg, berupa arak-arakan hasil bumi atau makanan yang diperebutkan warga sebagai wujud sedekah lokal.

Kesimpulan Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia memadukan nilai spiritual dan budaya lokal. Setiap daerah memiliki cara unik merayakan, mulai dari ritual sakral hingga kegiatan rakyat yang meriah.

Perayaan ini tidak hanya mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga memperkaya khazanah budaya bangsa, menunjukkan bagaimana spiritualitas dan identitas lokal dapat berpadu harmonis.

Tag Rabiul Awal maulid nabi muhammad perayaan maulid nabi muhammad di setiap daerah