Astaga! Tersangka TPPO Ini Pernah Jual Organ Tubuhnya Sendiri

Forumterkininews.id, Jakarta – Hanim (41), tersangka penjualan organ tubuh manusia yang ditangkap Polisi dalam kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), mengaku pernah menjadi pendonor pada tahun 2019.

Ia menceritakan awal mula dirinya menjadi pendonor hingga tergabung dalam sindikat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) penjualan organ tubuh (ginjal) jaringan luar negeri di Kamboja.

Hanim mengaku bahwa dirinya terjerumus karena adanya himpitan faktor ekonomi pada tahun 2018. Sehingga memaksakan dirinya mencari grup donor ginjal di media sosial.

“Orang tua saya tidak punya rumah kemudian saya usaha mentok juga. Akhirnya saya cari-cari grup-grup donor ginjal, saya cuma ngelihat postingan-postingan dari situ itu ada yang isi postingan itu ‘dibutuhkan donor ginjal A, B, AB , atau O, syaratnya ini ini ini,” kata Hanim, di Mapolda Metro Jaya, dikutip Sabtu (22/7).

Kemudian Hanim mencoba mengirim pesan ke akun yang membuat postingan donor ginjal tersebut dan dirinya diarahkan untuk ke sebuah rumah yang tertelak di Bojong Gede, Jawa Barat.

“Setelah itu saya inbox akun yang mempostingnya. Setelah ada respons saya kirim persyaratannya lewat messenger. Setelah itu saya langsung disuruh ke kontrakan brokernya itu di sekitaran Bojong Gede,” ujar Hanim.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa awalnya ingin melakukan donor di Indonesia. Namun saat menjalankan proses, dirinya gagal menjadi pendonor akibat istrinya tidak setuju.

“Awalnya saya proses di Indo itu saya di salah satu rumah sakit di Jakarta, cuma karena prosesnya itu butuh tahap, harus ada persetujuan dari keluarga, harus bisa ngomongnya juga, kesehatannya harus bagus juga, saya gagal donor di Indonesia karena istri saya kurang setuju, nggak mau,” ucap Hanim.

BACA JUGA:   Brankas Kecil Tempat Penyimpanan Uang Suap Berbentuk Kamus Bahasa Inggris

Kemudian setelah gagal, dirinya tetap menunggu di rumah broker (Bojong Gede) selama satu tahun dengan membohongi sang istri yaitu mengaku kerja di sebuah proyek.

“Sekitaran 2019 bulan Juli, saya berangkat ke Kamboja dengan brokernya. Saya waktu itu berangkat tiga orang, setiba di Kamboja, saya dijemput sama sopir Tuktuk. Saya di penginapan, kemudian saya dipertemukan dengan Miss Huang yang mengatur di sana,” papar Hanim.

Selanjutnya ia kembali melaksanakan medical Check Up dan berhasil dinyatakan sehat, sehingga dirinya dapat melanjutkan operasi pendonoran ginjal.

“Setelah dilakukan medical check up di sana, saya sama temen saya yang cewek lolos, yang satunya gagal. Medical Check up itu kreatinin tidak boleh lebih dari 1,1 ukurannya, tidak ada asam urat, kolestrol, darah tinggi, hepatitis, pokoknya sehat,” Hanim mengungkapkan.

Kemudian dirinya kembali ke Indonesia setelah melewati masa penyembuhan 10 hari di Kamboja dengan mendapat keuntungan ratusan juta rupiah dari hasil pendonoran ginjal.

“Besoknya itu dilakukan operasi, setelah operasi masa penyembuhan sekitar 10 hari dan saya kembali ke Indonesia, saya istirahat di Indonesia sekitar satu, dua bulan. Waktu itu 2019 (ginjal) dibayar Rp 120 juta,” tukas Hanim.

 

 

Artikel Terkait