Banjir Longsor Sumbar 67 Jiwa Tewas, Kebutuhan Pengungsi Terpenuhi
Daerah

FTNews – Pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus mendampingi warga terdampak banjir lahar dingin dan longsor di Sumatra Barat (Sumbar). Data terkini 67 jiwa tewas dan ribuan warga mengungsi.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pun meninjau lokasi pengungsian warga terdampak banjir lahar dan longsor Sumbar, Rabu (15/5).
Kepala BNPB mengunjungi pengungsi di dua lokasi yakni pengungsian di Simpang Manunggal, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar. Dan Pos pengungsian di Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam.
Baca Juga: BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca di 2 Provinsi Ini, Berikut Tujuannya
BNPB sebagai fungsi komando penanganan darurat memastikan bahwa pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota hadir mendampingi warga terdampak.
"Bapak dan Ibu sekalian pertama kami menyampaikan belasungkawa yang mendalam dari Bapak Presiden Joko Widodo. Walaupun beliau belum bisa datang langsung tapi beliau selalu memonitor setiap langkah dan upaya yang dilakukan dalam upaya penanggulangan bencana ini," kata Suharyanto dalam keterangannya.
Presiden juga memberikan arahan kepada perangkat yang bekerja di bawah komando BNPB, keselamatan rakyat khususnya warga terdampak harus menjadi prioritas yang tertinggi.
Baca Juga: Ketika Jenderal Maruli Membangunkan Sang Komandan: Mengenang Setahun Wafatnya Doni Monardo
"Untuk itu selama di pengungsian, kami memastikan kebutuhan dasar agar selalu terpenuhi seperti sembako, kebutuhan bayi, pampers, pembalut, mukena, semua kita penuhi. Bahkan kalau ada yang saat ini tinggal di rumah kerabat saudaranya setelah didata kemudian bisa kita cairkan bantuan dana tunggu hunian seperti dana untuk sewa rumah," tambah Suharyanto.
Dampak banjir longsor Sumbar. Foto: PR Padang
Masa Tanggap Darurat
Suharyanto juga meminta agar masyarakat yang terdampak dan saat ini sedang mengungsi agar dapat melaporkan setiap kebutuhan dan permasalahan yang warga hadapi selama masa tanggap darurat ini.
Berdasarkan laporkan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Rabu 15 Mei 2024, pukul 12.10 WIB, data korban meninggal tercatat berjumlah 67 orang. Sedangkan korban hilang sebanyak 20 orang, 989 KK terdampak, serta 44 orang mengalami luka-luka.
Dalam pertemuan dengan pengungsi, Kepala BNPB juga berdialog menyampaikan opsi relokasi rumah warga yang berada di zona berbahaya.
Adapun saat ini, tim Badan Geologi, BNPB, serta BMKG tengah melakukan kajian guna menentukan area mana saja dari daerah terdampak, berpotensi terdampak. Hingga yang tergolong aman.
Nantinya, dalam proses relokasi, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan. Sedangkan pembangunan rumahnya oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR dan BNPB.