BMKG : Waspadai Cuaca Ekstrem saat Natal dan Tahun Baru

Daerah

Selasa, 19 Desember 2023 | 00:00 WIB
BMKG : Waspadai Cuaca Ekstrem saat Natal dan Tahun Baru

FTNews, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem selama periode Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru). Terdapat potensi hujan lebat dan angin kencang pada periode itu.

rb-1

Cuaca ekstrem ini lanjut Dwikorita merupakan dinamika atmosfer akibat posisi Indonesia yang diapit dua benua dan dua samudera.

Wilayah selatan Indonesia seperti Jawa dan Sumatera bagian selatan, setelah Natal hingga setelah Tahun Baru perlu waspada.

Baca Juga: BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau di Indonesia Juni, Juli, dan Agustus 2025

rb-3

"Potensi hujan lebat bisa sampai ekstrem dapat disertai angin kencang," kata Dwikorita dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (20/12).

Selain itu, wilayah utara Indonesia yang berbatasan dengan daerah khatulistiwa juga perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem.

"Namun, sebelum Natal, perlu kewaspadaan di wilayah Indonesia bagian utara, terutama di Utara khatulistiwa, Sumatera Utara, Aceh, dan Kalimantan," ungkapnya.

Baca Juga: BMKG : Hujan Lebat di Malam Tahun Baru, Di Mana Saja?

Selain cuaca ekstrem, Dwikorita juga menyebut, terdapat potensi gelombang tinggi di Samudera Hindia, Pasifik, dan Selat Sunda. Waspadai juga arus laut dan angin kencang.

Karenanya, ia meminta kepada perusahaan pelayaran, angkutan penyeberangan, nelayan, dan masyarakat umumnya meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah terjadinya kecelakaan laut.

“Masyarakat bisa mengakses informasi cuaca 24 jam penuh melalui aplikasi @infobmkg. Silahkan akses informasi dari platform tersebut sebagai acuan dalam beraktivitas selama pekan Nataru. Di sana juga terdapat informasi gempabumi dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Peringatan Dini Cuaca

Sementara itu, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan berdasarkan analisa BMKG, potensi cuaca ekstrem yang terjadi selama pekan Nataru karena aktivitas pola tekanan rendah di Laut Cina Selatan.

Keberadaan pola tekanan rendah di sekitar Laut Cina Selatan secara tidak langsung turut membentuk pola pertemuan serta belokan angin. Menyebabkan terjadinya peningkatan awan hujan di sekitar Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.

Diterangkan Guswanto, daerah-daerah yang berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di sebagian wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi Tengah, Papua, Sulawesi, dan Maluku.

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem Nataru, BMKG telah menyediakan akses informasi cuaca terintegrasi jalur transportasi. Secara khusus, BMKG menyediakan akses informasi di jalur pelayaran melalui situs INAWIS, dapat melihat prakiraan cuaca beberapa hari sebelum kejadian gelombang tinggi.

"BMKG sendiri mendirikan posko kesiapsiagaan dengan mengirim mobile radar cuaca dan alat observasi yang dipasang di pelabuhan Merak, Bakauheni dan Juanda," papar Guswanto.

Radar cuaca juga akan menyajikan informasi terbaru setiap 10 menit, sehingga akan menjadi dasar peringatan dini ketika cuaca buruk terjadi.

Tag BMKG Prakiraan Cuaca Natal dan Tahun Baru Cuaca Ekstrem Gelombang Tinggi

Terkini