BNPB Putuskan TMC Kurangi Curah Hujan, Antisipasi Banjir Demak
Sosial Budaya

FTNews - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memutuskan melakukan operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi potensi dan dampak banjir di Demak, Jawa Tengah. TMC ini akan meredistribusi hujan sehingga tidak menimbulkan potensi bencana hidrometeorologi lanjutan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan TMC sudah berlangsung sejak Kamis (15/2) hingga Senin (19/2).
"Operasi TMC ini di langit Semarang-Laut Jawa guna mengurangi intensitas curah hujan. Hal ini menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya bencana banjir," kata Muhari dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (16/2).
Baca Juga: Walhi Bali Sorot Proyek Rusak Subak dan Rakus Air
Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah Demak pada pertengahan Februari 2024 menyebabkan banjir di Kabupetan Grobogan, Demak dan Kudus.
Pelaksanaan TMC atas prakarsa Kepala BNPB ini menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta lintas instansi terkait.
TMC ini menggunakan pesawat cessna 208 caravan bernomor lambung PK-SNM dari Lanud Ahmad Yani di Semarang. Awal operasi perdana, tim TMC menyemai Natrium Clorida (NaCl) sebanyak 2 ton dengan 2 kali sortie selama kurang lebih 2 jam penerbangan.
Baca Juga: TMC Halau Hujan saat Pembukaan Piala Dunia U-17 di Surabaya
Sortie pertama menyemai garam di langit Ambarawa, Kendal dan Batang dari atas ketinggian 11 ribu kaki. Kemudian penyemaian kedua 1 ton NaCl di wilayah Magelang, wilayah pesisir Kendal dan Batang dari atas ketinggian 12 ribu kaki.
Pilihan area penyemaian yang berada di hulu ini, tim pastikan aman dan tidak rawan longsor dan banjir. Terpantau cuaca di wilayah Jawa Tengah berawan dan hujan ringan hingga sedang. Pertumbuhan awan Cumulus Concestus juga mulai terdeteksi pada siang hari.
Operasi TMC di Demak akan berlangsung hingga Senin (19/2). Foto: BNPB
Langkah Antisipasi
Direktur Sumber Daya Darurat, Kedeputian Penanganan Darurat BNPB Agus Riyanto yang memimpin jalannya TMC ini mengatakan, operasi TMC ini merupakan bentuk ikhtiar bersama. Dalam rangka mengurangi potensi dampak risiko bencana hidrometeorologi basah karena faktor cuaca.
Dua fokus utama TMC ini lanjutnya, agar debit sungai tidak kembali naik saat proses penutupan tanggul yang jebol.
“TMC ini juga dilakukan sekaligus untuk redistribusi hujan di daerah yang dipastikan tidak akan mengalir di hilir," imbuhnya.
Apalagi dari prakiraan BMKG, Februari adalah periode puncak musim hujan.
Hingga kini imbas banjir Demak, 25.518 jiwa mengungsi. Terdapat 25 desa di tiga kecamatan terendam banjir.