Bobby Nasution Diberi Hadiah 2 Ekor Bebek, Ini Maknanya
FT NEWS – Dalam sebuah aksi yang diadakan oleh mahasiswa di Medan, Wali Kota Medan Bobby Nasution diberikan hadiah berupa dua ekor bebek berbulu putih untuk dibawa ke dalam kantor.
Diketahui, terjadi aksi mahasiswa yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kota Medan, Kamis (22/08/2024) terkait kinerja Wali Kota Medan yang merupakan menantu Presiden Joko Widodo itu.
Masa demonstran menilai Wali Kota Medan, Bobby Nasution gagal dalam memimpin Kota Medan. Bahkan, menurut mereka, Bobby Nasution lambat dan lebih banyak bicara daripada menjalankan program kerjanya.
Baca Juga: Sempat Viral karena Nunggak, Mobil Ditumpangi Jokowi saat Lapor Polisi Akhirnya Bayar Pajak
Hal inilah yang membuat bebek yang berikan itu ibarat bagaimana perilaku Bobby Nasution dan istrinya, Kahiyang Ayu. Yaitu lambat bergerak dan terlalu banyak berbicara.
“Bebek itu sebagai filosofi kepemimpinan Bobby Nasution yang lambat kerjanya, banyak cakapnya. Sama seperti bebek. Jadi bebek itu kita hadiahkan untuk Wali Kota Medan Bobby Nasution dan juga ibu PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga) Kota Medan, Kahiyang Ayu,” ujar Ketua GMNI Kota Medan, Surya Darmawan setelah berunjuk rasa.
Beberapa program Pemerintah Kota Medan yang dinilai gagal di antaranya adalah proyek lampu pocong. Meskipun kontraktor sudah mengembalikan uang pengerjaan sebesar Rp21 miliar. Namun, hal itu tentunya tidak mengurangi unsur kerugian, begitu juga dengan tindak pidananya.
Baca Juga: Bobby Nasution Semringah Pemkot Medan Empat Tahun Berturut-turut Raih WTP
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam GMNI Kota Medan melakukan unjuk rasa atas kinerja Bobby Nasution sebagai Wali Kota Medan. (Foto: Ist)
“Gagalnya proyek lampu pocong ini semata-mata tidak bisa dianggap hanya kesalahan pihak rekanan (swasta). Pemerintah Kota Medan di bawah kepemimpinan Bobby Nasution adalah pihak yang seharusnya paling bertanggung jawab atas kegagalan tersebut,” jelasnya.
Surya Darmawan memaparkan, menurut kajian pihaknya, ada unsur lemahnya pengawasan dan dugaan persaingan usaha yang tidak sehat karena masing-masing paket pekerjaan hanya ada satu perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran.
Selain lampu pocong, Bobby Nasution juga dinilai tidak mampu menyelesaikan masalah pengelolaan sampah dan banjir di Kota Medan. Ditambah lagi dengan kebijakan parkir berlangganan yang kerap menimbulkan keresahan dan kegaduhan di tengah masyarakat.
“Kebijakan parkir tersebut sangat prematur, karena tidak memikirkan dampak negatifnya. Bahkan, Pemerintah Kota Medan terkesan ingin meraih uang ‘cepat’ dari masyarakat,” katanya.
Terakhir, Surya Dermawan menyinggung disebutnya nama Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu yang dikaitkan dengan istilah Blok Medan. Di mana nama keduanya muncul dalam sidang kasus korupsi perizinan tambang mantan Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.
“Kami mendesak Bobby Nasution untuk mengklarifikasi secara jelas terkait isu Blok Medan. Kami juga mendesak KPK untuk segera memeriksa Bobby Nasution dan Kahiyang Ayu terkait isu Blok Medan,” ucapnya.
Setelah melakukan orasi, pendemo ditemui oleh perwakilan ASN dari Pemkot Medan, Aldo Heryuandifa. Ia meminta para pengunjuk rasa untuk masuk ke kantor Wali Kota Medan untuk mediasi. Akan tetapi, massa aksi menolak tawaran tersebut.
“Kami tidak ada titik kompromi lagi sama beliau. Kami menjunjung asas egaliter. Kami menolak feodalisme, kalau harus masuk ke dalam kami semua ikut,” tegasnya.
Karena tidak ada titik temu terkait masuk ke dalam kantor Pemkot Medan, maka pengunjuk rasa menitipkan dua ekor bebek pada Aldo untuk diserahkan kepada Bobby Nasution.