Nasional

Bonnie Triyana: Bahasa Portugis tidak Familiar Lebih Baik Kembangkan Bahasa Mandarin

26 Oktober 2025 | 22:30 WIB
Bonnie Triyana: Bahasa Portugis tidak Familiar Lebih Baik Kembangkan Bahasa Mandarin
Bonnie Triyana-foto DPR

Saat Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva berkunjung ke Indonesia, Presiden Prabowo menyampaikan, Bahasa Portugis akan menjadi prioritas dalam Pendidikan nasional. Langkah tersebut bukan hanya penghormatan terhadap Brasil sebagai mitra strategis tapi juga strategi jangka panjang memperluas wawasan internasional generasi muda Indonesia.

rb-1

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi X DPR RI Bonnie Triyana menyatakan, pada prinsipnya, Bonnie mendukung langkah Presiden Prabowo dalam memperluas pengajaran bahasa asing di sekolah, akan tetapi perlu dipertimbangkan kembali karena bahasa Portugis bukan bahasa yang familiar di pergaulan internasional. Menurut Bonnie, pernyataan Presiden Prabowo hanya untuk 'menghibur' Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva saat menggelar pertemuan di Istana Negara, Jakarta. "Bahasa Portugis itu bukan bahasa pergaulan internasional. Bukan pula bahasa pengetahuan umum digunakan di kalangan akademik. Mungkin Presiden sedang meng-entertain Presiden Lula sebagai bagian dari diplomasi," kata Bonnie dalam keterangannya, dilansir laman resmi DPR RI, dipantau Minggu (26/10/2025).

Presiden Prabowo bertemu Presiden Brasil  Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Kamis (23/10/2025)/Foto: InstagramPresiden Prabowo bertemu Presiden Brasil  Luiz Inácio Lula da Silva di Istana Merdeka, Kamis (23/10/2025)/Foto: Instagram

Baca Juga: Presiden Brasil Disambut Hujan di Jakarta, Siap Bahas Kerja Sama dengan Prabowo

rb-3

Jika Wajib, Bisa Jadi Beban Siswa dan Pendidik

Bonnie yang juga merupakan anggota komisi DPR bidang pendidikan ini menilai pembelajaran bahasa Portugis akan memberatkan para siswa. Begitu pula dengan para guru yang mesti mahir berbahasa Portugis, apabila mata pelajaran ini diwajibkan. Kecuali, kata Bonnie, para siswa dibebaskan untuk memilih atau tidak memilih pelajaran bahasa Portugis seperti halnya ekstrakurikuler atau pelajaran tambahan.

"Kalaupun dipelajari di Sekolah, apalagi wajib, malah jadi beban siswa begitu pula pendidik karena pasti perlu pengajar bahasa Portugis. Lain halnya kalau jadi mata pelajaran pilihan tak wajib. Siswa boleh memilih ikut atau tidak pelajarannya," tutur Legislator dari Dapil Banten I itu. Di sisi lain, Bonnie mempertanyakan mengenai staf pengajar atau guru yang akan mengajarkan bahasa Portugis kepada para siswa. Dengan pelajaran tambahan, tentunya akan ada anggaran tambahan untuk mendukungnya. "Namun lagi-lagi pertanyaannya siapa yang akan mengajar? Gurunya dari mana? Apakah juga siap dengan anggarannya?” ungkap Politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini.

Baca Juga: Penulisan Ulang Sejarah Nasional Banjir Sorotan, Bonnie: Belum Jelas Siapa 113 Orang Penulisnya

Bonnie pun menyarankan agar sekolah lebih memaksimal pengajaran bahasa Inggris atau bahasa Mandarin, karena merupakan bahasa wajib sekaligus bahasa internasional.

"Lebih baik maksimalkan mutu pengajaran bahasa Inggris. Atau kalau mau ada tambahan pelajaran bahasa, bahasa Mandarin jauh lebih strategis untuk diajarkan," ucapnya.

Tag Bonnie Triyana Presiden Brasil BahasaPortugis BahasaMandarin Luiz Inácio Lula da Silva