Bukan Karena Agama, Ini Alasan Ada Gelar Haji di Indonesia!
Lifestyle

FTNews - Baru-baru ini, netizen Indonesia digemparkan oleh tingkah dari kedua orang tua dari Gen Halilintar. Dalam acara lamaran Thariq Halilintar dan Aaliyah Massaid, sang pembawa acara menyebut nama Thariq tanpa gelar haji. Sontak, ayah dari Atta, Halilintar Anofial Asmid, memprotes bahwa anaknya sudah memiliki gelar tersebut sejak umurnya dua bulan. Hal tersebut membuat para netizen bertanya-tanya, mengapa harus memanggil Thariq dengan gelar haji. Ternyata, ada sejarah menarik di balik pemberian gelar haji di Indonesia.
Sebagian masyarakat Indonesia, merasa gelar tersebut sangat penting. Karena, gelar tersebut menggambarkan status sosial yang kerap dapat mereka elu-elukan. Pasalnya, untuk mendapatkan gelar tersebut tidaklah mudah.
Demi gelar tersebut, orang-orang harus menempuh perjalanan yang sangat jauh. Selain itu, tidak semua orang mampu secara finansial ataupun fisik untuk menempuh perjalanan tersebut. Sehingga, gelar haji pun layak untuk disematkan bagi yang telah berhasil melakukannya.
Baca Juga: Kopi Sianida Jessica Wongso Jadi Film Tayang September
Sejarah Pemberian Gelar Haji
Ilustrasi Ibadah Haji. Foto: Canva
Pemberian gelar haji di Indonesia pun sudah ada sejak awal abad ke-20, di mana industri ini semakin besar. Hal tersebut diungkapkan oleh Antropolog UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi, di dalam artikel Kementerian Agama.
Baca Juga: Kopenhagen Diteror Tembakan, Harry Style Pilih Batalkan Konser
Kala itu, Indonesia yang masih di bawah jajahan Belanda, ikut memanfaatkan momen tersebut untuk mengisi pundi-pundi cuannya. Akan tetapi, ada satu permasalahan yang membuat mereka harus waspada, yaitu gerakan anti-penjajahan.
Oleh sebab itu, Belanda berusaha untuk membatasi jamaah haji. Salah metode yang mereka lakukan adalah dengan membuka Konsulat Jenderal pertama di Arabia pada tahun 1872. Konsulat ini bertugas untuk mencatat pergerakan jamaah Indonesia yang kala itu bernama Hindia Belanda. Untuk mempermudah pekerjaan mereka, Belanda mewajibkan para jemaah haji untuk menggunakan gelar haji dan atribut pakaian agar dapat secara mudah dikenali dan diawasi.
Ternyata, gelar haji yang Indonesia gunakan saat ini bukan bertujuan untuk memberi status para jemaah yang telah melakukan haji. Melainkan, siasat kolonial pada saat itu untuk mempermudah dalam mengatur jemaah Hindia Belanda.
Akan tetapi, gelar ini semakin lekat dengan budaya dan status di Indonesia. Adanya kultural, narasi, dan cerita-cerita menarik, heroik, dan mengharukan membuat kegiatan ini semakin populer. “Hal-hal inilah saya kira yang membuat ibadah haji semakin penting. Dan gelar haji di Indonesia punya nilai dan status sosial yang tinggi,†jelas Dadi.