Chiko Pembuat Video Skandal Smanse, Ayahnya Polisi di Polres Semarang
Kasus video deepfake bermuatan asusila yang melibatkan siswa dan guru SMAN 11 Semarang terus menjadi sorotan.
Belakangan terungkap, pelaku pembuat konten tersebut, Chiko Radityatama Agung Putra, merupakan anak seorang anggota Polri yang bertugas di Polres Semarang.
Chiko sendiri berstatus mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro.
Baca Juga: Biodata dan Agama Hendri Antoro, Kajari Jakbar yang Dicopot karena Skandal
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Satake Bayu Artanto, membenarkan hal itu saat dikonfirmasi.
“Iya benar, yang bersangkutan anak anggota polisi dan ayahnya bertugas di Polres Semarang,” ujar Kombes Artanto, Selasa (22/10/2025).
Baca Juga: Ulama Asal Depok Beri Hadiah Umroh Kepsek SMAN 1 Cimarga yang Tampar Murid Merokok
Polisi Akan Tangani Profesional
Ilustrasi Pria Sedang Melihat Video Skandal Smanse. (Meta AI)
Meski demikian, pihak kepolisian memastikan kasus ini tetap ditangani secara profesional dan transparan, tanpa adanya campur tangan dari pihak mana pun.
“Status ayahnya tidak berpengaruh terhadap proses hukum. Kasus ini kami tangani secara profesional dan transparan. Percayakan pada Polri,” tegasnya.
Artanto menambahkan, penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jateng kini masih memeriksa dan mengumpulkan data awal. Beberapa pihak yang terkait, seperti korban, pihak sekolah, dan Chiko sendiri, telah dikirimi surat undangan klarifikasi.
“Penyidik sudah memberi undangan ke pihak sekolah, korban, maupun Chiko untuk dimintai klarifikasi. Kami berhati-hati karena kasus ini menyangkut anak-anak dan konten yang sensitif,” lanjutnya.
Menurutnya, pertimbangan utama penyidik adalah kondisi psikologis korban yang sebagian masih di bawah umur, serta status pelaku yang baru saja masuk kuliah.
“Kami tidak ingin penanganan kasus ini justru menimbulkan trauma baru, baik bagi korban maupun pelaku,” ujar Artanto.
Konten Berjudul Skandal Smanse
Kasus ini bermula dari beredarnya video permintaan maaf Chiko di media sosial. Dalam video yang diunggah di akun Instagram resmi @sma11semarang.official, mahasiswa baru Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip) itu mengakui telah membuat dan menyebarkan video tak senonoh hasil rekayasa wajah guru dan siswi SMAN 11 Semarang menggunakan teknologi AI (Artificial Intelligence).
Pemuda yang tinggal di Asrama Polisi (Aspol) Kabluk, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang itu juga menyebut konten buatannya berjudul “Skandal Smanse” diunggah ke akun media sosial pribadinya di platform X (Twitter).
Chiko mengaku menyesal atas perbuatannya yang telah mencemarkan nama baik sekolah dan para korban.
Sementara itu, pihak kepolisian masih mendalami motif dan dampak dari penyebaran video tersebut.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena melibatkan anak polisi dan menggunakan teknologi AI yang disalahgunakan untuk membuat konten asusila deepfake — sebuah fenomena baru yang kini banyak terjadi di kalangan pelajar dan mahasiswa.