Metropolitan

Curhat Pedagang Pasar Barito Usai Kios Dibongkar Satpol PP

28 Oktober 2025 | 01:12 WIB
Curhat Pedagang Pasar Barito Usai Kios Dibongkar Satpol PP
Pedagang Kios Pasar Barito menggelar protes dengan membakar ban di jalan. (Selvianus Kopong Basar FTNews.co.id)

Pedagang Pasar Barito mengeluhkan sulit berdialog dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Selatan pasca kios dagangannya dibongkar petugas pada Senin (27/10/2025) pagi.

rb-1

Kekecewaan itu datang dari Yuli (46), salah satu pedagang yang kiosnya turut dibongkar Satpol PP.

Baca Juga: Pedagang Ikan di Gunungkidul Getok Pembeli Minta Bayar Dua Kali, Langsung Dilarang Jualan

rb-3

Dia mengaku selama pembongkaran, pihaknya sulit berkomunikasi dengan pemkot Jaksel.

Padahal pada saat pembongkaran, pedagang telah melihat salah seorang pejabat. Hanya saja, pejabat tersebut memilih meninggalkan lokasi tanpa bertemu dengan para pedagang.

"Tadi ada pas pembongkaran ada Kadis kita pengen ngobrol malah mereka lari ke ujung sana, kita nyamperin dia muter kesana mobilnya lalu pergi," kata Yuli ketika ditemui FTNews co.id di lokasi pada Senin (27/10/2025).

Siap Berdialog dengan Satpol PP

Kios Pasar Barito, Jakarta Selatan, usai dibongkar Satpol PP. (Selvianus Kopong Basar / Ftnews.co.id)Kios Pasar Barito, Jakarta Selatan, usai dibongkar Satpol PP. (Selvianus Kopong Basar / Ftnews.co.id)

Yuli juga mengaku pihaknya juga berniat untuk berdialog dengan pimpinan dari Satpol PP namun niat mereka itu kembali menemui jalan buntu.

Pasalnya, pimpinan Satpol PP itu memilih meninggalkan lokasi pasca pembongkaran Pasar Barito.

"Satpol PP juga kita mau dialog-dialog malah dia muter-muter dan kita mau ini (dialog) tapi udah kabur. Dan Satpol PP banyak banget kita tuh kayak ngerampok atau teroris kali ya karena datang dari mana aja," ucap Yuli.

Di sisi lain, Icung (42) pedagang lainnya mengaku kecewa dengan pejabat yang tak menemui pedagang selama proses pembongkaran berlangsung.

"Pejabat enggak ada, tadi cuma Satpol PP, aparat ada tetapi pejabat-pejabat atau Walikota, Pak Lurah, Pak Camat enggak ada dan tidak ada komunikasi sama sekali," ungkap Icung.

Tak cuma itu, Icung mengaku kecewa selama proses pembongkaran, para pedagang tak diberikan kesempatan untuk berdialog.

"Artinya mereka datang, ekseskusi selesai udah. Dan kita tidak dikasih tempat dan ruang untuk menyampaikan keluhan atau keberatan enggak ada," tutupnya.

Diketahui, sebelum terjadi pembongkaran pasar barito, pemkot Jaksel telah melayangkan surat peringatan terakhir (SP3) kepada pedagang secara humanis.

Pemkot Jaksel juga menyiapkan kendaraan operasional untuk mempermudah relokasi para pedagang ke Sentra Fauna Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa.

Rencana relokasi pedagang di Pasar Barito berkaitan dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan, yakni Taman Leuser, Taman Ayodya dan Taman Langsat menjadi Taman Bendera

Tag pasar barito pasar satpol pp

Terkait