Dari Mimpi Gaib hingga Viral, Kisah Cak Suwari Ciptakan Patung Macan Putih di Kediri
Sebagai seniman patung yang telah berkarya sejak 1980-an, Cak Suwari mengerjakan patung ini sendirian. Tanpa bantuan pekerja lain, proses dari membuat rangka hingga finishing memakan waktu sekitar 19 hari.
Ongkos pengerjaannya sekitar Rp2 juta, dengan material menelan biaya kira-kira Rp1,5 juta.
Bagi Cak Suwari, patung ini bukan sekadar replika hewan. “Dalam cerita orang tua dulu, Macan Putih itu makhluk gaib pelindung wilayah.
Konsepnya saya sesuaikan dengan legenda itu,” jelasnya. Ia ingin menangkap esensi spiritual sang penjaga, bukan hanya bentuk fisiknya.
Dari Kritik Jadi Daya Tarik Wisata
Meski bentuknya menuai komentar beragam—bahkan cenderung dikritik—di media sosial, Kepala Desa Balongjeruk, Safi’i, menyikapinya dengan bijak.
“Kritikan itu kami jadikan evaluasi. Rencananya akan ada perbaikan,” ujarnya. Patung yang dibuat berdasarkan musyawarah tokoh masyarakat ini justru membawa efek tak terduga: lokasinya kini ramai dikunjungi warga yang penasaran dan ingin berfoto.
Lebih dari Sekadar Viral
Kisah Cak Suwari dan patung Macan Putihnya mengajarkan bahwa di balik setiap karya yang “viral”, sering ada narasi budaya yang dalam.
Patung ini telah berhasil membangkitkan diskusi tentang legenda lokal, menjadi ikon desa yang hidup, dan membuktikan bahwa daya tarik sebuah karya seni bisa datang dari jalur yang tak terduga.