Debut Menulis, Reza Rahadian Langsung Bawa Pulang Piala Bergengsi
Aktor ternama Reza Rahadian kembali menjadi sorotan publik. Kali ini bukan karena penampilannya di layar, melainkan karena kepiawaiannya merangkai cerita.
Bersama sastrawan Felix K. Nesi, Reza sukses membawa pulang penghargaan Penulis Skenario Asli Terbaik lewat film Pangku sebuah pencapaian yang menandai langkah baru keduanya dalam dunia penulisan skenario film panjang.
Kolaborasi ini terasa istimewa karena baik Reza maupun Felix sama-sama baru pertama kali menulis skenario penuh untuk film layar lebar.
Proses Kreatif Intens: “Kami Ingin Setiap Adegan Bernyawa”
Reza Rahadian dan Felix K. Nesi peraih penghargaan Penulis Skenario Asli Terbaik untuk film Pangku (FTNews/Raka)
Reza menggambarkan proses penulisan Pangku sebagai perjalanan kreatif yang seru sekaligus menantang. Hampir setiap hari ia berdiskusi dengan Felix untuk menguji, memperbaiki, hingga mematangkan setiap adegan.
Menurut Reza, menulis skenario bukan sekadar merangkai dialog, tetapi menyatukan dua visi kreatif yang berbeda. “Kami saling melempar ide, mencari cara untuk membuat tiap adegan punya nyawa,” ujarnya.
Kemenangan ini menjadi energi tambahan bagi Reza. Ia mengaku pengalaman tersebut membuatnya ingin terus mengasah kemampuan di balik layar.
“Ini pertama kalinya kami menulis skenario panjang, dan dapat penghargaan pula. Rasanya luar biasa dan bikin ingin terus menulis,” kata Reza penuh antusiasme.
Menariknya, Reza mengungkapkan bahwa menerima penghargaan sebagai penulis memberi sensasi yang berbeda dibanding saat ia menang sebagai aktor. “Rasanya beda banget,” ucapnya singkat namun bermakna.
Rekan-rekan di industri film pun banyak memberikan selamat dan semangat, seakan menegaskan bahwa talenta Reza tak berhenti pada dunia akting saja.
Felix K. Nesi: Adaptasi dari Dunia Sastra ke Layar Lebar
Reza Rahadian dan Felix K. Nesi peraih penghargaan Penulis Skenario Asli Terbaik untuk film Pangku (FTNews/Raka)
Bagi Felix K. Nesi, menulis skenario merupakan tantangan baru yang menguras kreativitas. Terbiasa dengan kebebasan menulis novel, ia harus beralih ke format yang lebih terstruktur dan visual.
“Kalau menulis novel, kita bisa melompat dari satu tempat ke tempat lain tanpa memikirkan teknis produksi. Tapi di skenario, semuanya harus terbayang secara visual,” jelasnya.
Felix banyak belajar dari Reza, terutama tentang cara adegan dieksekusi di lokasi syuting. Selain itu, skenario menuntut penulis untuk hemat kata, mempertimbangkan kebutuhan produksi, hingga memastikan adegan dapat diwujudkan secara realistis.
Dalam prosesnya, Felix bahkan harus menghapus beberapa bagian menarik karena tidak sesuai kebutuhan visual film. “Sakit hati sih kadang, tapi ya itu tantangannya,” ucapnya sambil tertawa.
Pesan untuk Penulis Muda dan Komitmen Reza pada Dunia Akting
Di balik kemenangan tersebut, Reza turut menyampaikan pesan inspiratif bagi penulis muda. Ia menegaskan bahwa menulis tak membutuhkan gelar khusus yang diperlukan hanyalah keberanian untuk bercerita.
“Setiap orang punya cerita. Tidak ada cerita yang tidak penting,” katanya memberi motivasi.
Meski kini mulai dikenal sebagai penulis skenario, Reza memastikan bahwa dirinya tidak akan meninggalkan dunia akting. “Enggak kok. Aku tetap lanjut akting,” tegasnya.
Bahkan, Reza mengisyaratkan ingin menjembatani dua dunianya akting dan penulisan untuk menghasilkan karya yang kuat secara cerita maupun performa. Publik pun tampaknya bisa menantikan kombinasi peran dan tulisan Reza di masa mendatang.