Demo Besar Agustus 2025, Drone Emprit Sebut DPR Terlambat Klarifikasi Isu Joget-Joget
Ahli media sosial dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, hadir memberikan keterangan dalam Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). Sidang ini merupakan bagian dari agenda permintaan keterangan saksi dan pendapat ahli dalam kasus dugaan pelanggaran etik lima anggota DPR RI yang saat ini dinonaktifkan.
Ismail Fahmi juga menyoroti keramaian di media sosial terkait joget-joget anggota DPR saat Sidang Tahunan MPR dan sidang bersama DPR dan DPD. Hal itu juga yang dipandang sebagai salah satu penyebab demonstrasi besar pada Agustus 2025 lalu ke gedung DPR.
DPR Lambat Klarifikasi
Baca Juga: Di Sidang MKD, Drone Emprit Temukan Fakta Demonstrasi Besar-besaran Agustus 2025 Lalu
Dalam kesaksiannya, Ismail menyoroti pentingnya momen demonstrasi besar pada Agustus 2025 lalu yang sempat menyasar DPR. Ia mengatakan bahwa peristiwa tersebut seharusnya menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar lebih cepat merespons isu publik.
“Momen ini yang harus kita perhatikan juga di ke depan ya,” ujar Ismail di hadapan majelis MKD pada Senin, 3 November 2025
Ia menekankan bahwa setiap kali ada isu yang menyangkut lembaga atau individu, klarifikasi harus segera dilakukan.
Menurut Ismail, keterlambatan klarifikasi menjadi salah satu penyebab munculnya kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Ketika ada isu itu kena dengan kita dan kita merasa enggak pas, kita harus segera klarifikasi,” ucapnya.
Namun, ia menyesalkan bahwa pada saat demonstrasi Agustus 2025 itu, klarifikasi dari pihak terkait tidak segera muncul.
Ismail menjelaskan bahwa dalam situasi seperti itu, narasi yang salah bisa berkembang tanpa terkendali di media sosial. Ia menambahkan bahwa selama tidak ada klarifikasi resmi, informasi yang salah akan terus dipercaya masyarakat.
“Dan akan viral terus-menerus selama tidak ada klarifikasi segera itu juga akan kemudian dipercaya sebagai kebenaran,” kata Ismail.
Joget-Joget Anggota DPR
Ahli media sosial Ismail Fahmid saat sidang MKD 4 November 2025. [youtube]Dalam kesaksiannya, Ismail juga menyinggung contoh kasus video “joget-joget” yang sempat menjadi perbincangan publik sebelum demonstrasi berlangsung.
“Saya juga heran ini kenapa kalau seandainya salah tidak ada klarifikasi cepat,” ujarnya menyesalkan.
Ia menjelaskan bahwa klarifikasi soal video tersebut datang terlambat dan tidak mampu mengimbangi narasi yang sudah beredar.
“Klarifikasi itu datang agak lama sekali bahwa baru dibilang bahwa ini bukan karena kenaikan (gaji anggota DPR), tetapi karena memang ada lagu joget-joget itu ya, lagu daerah,” ujar Ismail.
Ismail menegaskan bahwa klarifikasi yang lambat membuat framing negatif telanjur tertanam di benak masyarakat.
“Penjelasan itu enggak maksimal ya masih kalah dengan narasi yang dibuat konteks colab atau framing tadi bahwa jogetnya itu karena gaji naik,” pungkasnya.